Berita Terdahulu
-
▼
2011
(374)
-
▼
Juli
(47)
- Beginilah kalau anggota MUI Pluralis. MUI Bolehkan...
- Sambut Ramadhan, Yayasan Baitul Maqdis Luncurkan S...
- Tarhib Ramadhan, sambut Ramadhan sebagai momentum ...
- Jika non Muslim melakukan teror mereka tidak diseb...
- FUI: SBY Harus Hentikan Teror Berkedok Pemberantas...
- 70 anak Muslim menjadi target serangan teroris Kri...
- Mahalnya biaya pendidikan tingkatkan angka putus s...
- Memuji politikus Hindu, pemimpin sekolah Islam leg...
- Ansyaad Mbai: "Ponpes UBK terkait dengan Umar Patek"
- Aksi Sharia4Indonesia di Bunderan HI : Stop Vaksin...
- Polisi klaim ladang ganja di Aceh sebagai sumber d...
- Teror di Norwegia dilakukan oleh Teroris Kristen F...
- Awas!! Buku Menghina Islam Dijual Bebas di Gramedi...
- Ponpes UBK Bima rilis pernyataan tentang insiden l...
- Al-Qaeda Terbitkan Film Kartun Animasi Tentang Jih...
- Paham "terorisme" berkembang dengan mudah melalui ...
- ketua BNPT lebih suka "berjualan isu terorisme" ke...
- JAT: Waspadai Upaya Adu Domba dengan Isu Terorisme...
- Menuju Kehancuran Ekonomi AS: "Saham AS Rontok"
- Nenek di Somalia Mengikat Perutnya Untuk Melawan R...
- Pidato SBY di Harlah NU yang membosankan, Ditingga...
- Terkait 'Pengkafiran' Shahabat Nabi, Gelar Doktor ...
- Di Depok, Berkembang Ajaran Mencampuradukkan Islam...
- Brimob porno eh parno, paket mencurigakan di Stasi...
- Lagi-lagi Pondok Pesantren dituduh sarang teroris
- Serangan Roket Qassam Rusak Rumah Warga Yahudi
- Sistem Pendidikan Islam Lebih Profesional
- Konferensi Khilafah Internasional Menggelora di In...
- Inilah Hasil Buruan Densus 88 dalam Sepekan
- Kasus pembunuhan Rachel Corrie tak kunjung oleh te...
- ISESCO. Madinah Ibukota Dunia Islam
- RUU Intelijen!= Lindungi Penguasa Gaya Orde Baru, ...
- Kurang Kerjaan, Intelijen Pantau Akun Facebookers
- Koalisi LSM Liberal Gusar Proses Pengadian Kasus C...
- Seperti Vampir, Lelaki ini Hisap Darah Korban
- Ansyaad Mbai: "Hard power tidak cukup untuk tanggu...
- 177 WNI di Malaysia dan 22 WNI di China terancam h...
- Tabrak lari, cara baru pemukim Israel serang warga...
- Pengadilan Banding, Ustadz Abu Bakar Baasyir Bebas
- Barat Ketakutan Dengan Konferensi Khilafah Yang Di...
- Inggris dan Jerman Akan Tarik Ratusan Tentaranya d...
- Sekjen MUI: "MUI belum keluarkan fatwa haram terka...
- Aktivis Gaza: Pasukan Komando Yunani Paksa Kami Un...
- TKI Hong Kong : SURAT BERDARAH UNTUK PRESIDEN SBY
- Presiden Israel: AS dan Obama Teman dan Sekutu Ter...
- Kontroversi Fatwa Haram Orang Kaya Menggunakan Pre...
- TKI dan Islamophobia
-
▼
Juli
(47)
Minggu, 31 Juli 2011
Beginilah kalau anggota MUI Pluralis. MUI Bolehkan Muslim Buka Puasa Bersama Kristen di Gereja.
YOGYAKARTA (SoB News) – Islam menggariskan ‘lakum dinukum waliyadin,’ dalam urusan agama, tapi Majelis Ulama Daerah Istimewa Yogyakarta (MUI DIY) membolehkan umat Islam berbuka puasa di gereja yang diselenggarakan oleh umat kristiani. Apakah umat Islam Yogyakarta sudah sedemikian miskin dan tidak mampu membeli menu berbuka puasa, sehingga terpaksa harus berbuka puasa bersama umat Kristen di gereja?
Sejumlah gereja di Yogyakarta kerap menggelar acara buka puasa bersama pada bulan Ramadan, untuk memamerkan toleransi umat beragama. MUI DIY pun tidak melarang gereja-gereja tersebut untuk melakukan kegiatan buka puasa bersama bagi umat Islam.
“Kami tidak melarang pengurus gereja buka bersama di gereja. Tidak ada larangan dari agama,” kata Ketua MUI DIY, Toha Abdurrahman, Ahad (31/7/2011).
Menurutnya, Islam tidak melarang umatnya untuk berbuka puasa di tempat ibadah agama lain. Tapi, Toha menambahkan, sebaiknya umat Islam tidak perlu sampai buka puasa di Gereja.
MUI Yogyakarta juga mengimbau pemilik warung makan atau pedagang makanan agar jangan terlalu memamerkan barang dagangannya.
Lebih baik lagi, kata Toha, apabila warung atau dagangan buka di malam hari saja.
Menyambut bulan suci Ramadan, MUI Yogya pun mengimbau pada semua perusahaan yang ada di wilayah DIY untuk mengurangi jam kerja pegawainya. “Kepada pemerintah, kami juga mengimbau untuk mengurangi jam kerja Pegawai Negeri Sipil,” ujar Toha.
[taz/viva]
sumber : voa-islam.com
Lama-lama itikaf di gereja boleh kali yah...?????
Label:
DALAM NEGERI
|
0
komentar
Sabtu, 30 Juli 2011
Sambut Ramadhan, Yayasan Baitul Maqdis Luncurkan Santunan 1000 Muallaf
JAKARTA (SoB News) - Menyambut Ramadhan 1432 H ini, Yayasan Baitul Maqdis, sebuah lebaga Islam yang bergerak dalam bidang pendidikan, dakwah dan sosial memfokuskan diri pada pembinaan Muallaf hari Sabtu (30/07/2011) meluncurkan program "Santunan 1000 Muallaf" dengan membagikan paket santunan berupa perangkat shalat (untuk Muslim dan Muslimah), mushaf Al-Qur'an serta uang tunai kepada sekitar 50 orang Muallaf dan kaum Dhuafa yang ada disekitar Jakarta dan Bekasi.
Acara yang diselenggarakan di kantor sekretariat yayasan yang terletak Jl.Malaka Jaya No.10 Kelapa Dua Wetan, Ciracas Jakarta Timur ini dihadiri oleh para muallaf dan dhuafa serta tamu undangan yang terdiri dari aparat pemerintahan, muhsinin dan para undangan lainnya.
Dalam sambutannya saat membuka acara, ketua panitia yang juga merupakan ketua yayasan Baitul Maqdis, Ustadz Muhammad Faqihuddin menyampaikan bahwa pemberian santunan kepada para muallaf serta dhuafa ini dilakukan secara bertahap. Untuk tahap pertama ini, Ustadz Faqihuddin mengatakan pihak penyelenggara memberikan santuanan kepada sekitar 50 orang dan Insyallah akan dilanjutkan dengan tahap-tahap berikutnya di tempat-tempat berbeda dan juga kemungkinan bekerja sama dengan pihak lain...
..Ustadz Faqihuddin mengatakan pihak penyelenggara memberikan santuanan kepada sekitar 50 orang dan Insyallah akan dilanjutkan dengan tahap-tahap berikutnya di tempat-tempat berbeda dan juga kemungkinan bekerja sama dengan pihak lain..
Salah seorang muallaf yang hadir, Muhammad Daud mengatakan rasa terima kasihnya atas perhatian yang diberikan oleh pihak yayasan Baitul Maqdis dan sangat berharap adanya pembinaan yang terus menerus dari para ustadz kepada mereka.
"Mudah-mudahan selain bantuan seperti ini, pembinaan dalam hal lain seperti kajian-kajian juga dilakukan secara terus menerus oleh para Ustadz agar para muallaf ini tidak kebingungan setelah mereka masuk Islam," kata Muhammad Daud yang awalnya beragama kristen dan bernama Cang Kwan.
Pembina yayasan Baitul Maqdis, Ustadz Wijaya Rahmat (kiri) tengah menyerahkan bantuan kepada salah seorang muallaf, Bapak Ahmad Sofyan
Senada dengan Muhammad Daud, Ahmad Sofyan mantan pemeluk Budha asal Medan yang baru masuk Islam 8 bulan lalu mengatakann ia menyambut baik program santunan bagi muallaf tersebut dan berharap bantuan ini juga diberikan dalam bentuk lain.
"Selain pembinaan rohani, saya berharap ada juga muhsinin yang bisa memberikan bantuan dalam bentuk modal untuk usaha bagi para muallaf yang tidak punya pekerjaan," kata Ahmad Sofyan yang sebelumnya bernama Eng kwan Kung. Dalam perbincangan dengan voa-islam.com Ahmad Sofyan yang kini menetap di wilayah Jakarta Utara tersebut mengatakan selain dirinya, Alhamdulillah ia juga berhasil meyakinkan keluarganya, yaitu istri dan kedua anaknya yang masih duduk disekolah dasar untuk masuk Islam sebagaimana dirinya.
Pembinaan Muallaf
Yayasan Baitul Maqdis merupakan sebuah lembaga Islam yang bergerak dibidang Sosial Keagamaan dan Antisipasi terhadap Pemurtadan dengan fokus di lima sasaran yaitu Benteng Pemurtadan, Tebar Dai Nusantara, Bina Yatim Dhuafa, Bea Study Cerdas dan Lumbung Umat. Yayasan yang terletak di Jl.Malaka Jaya No.10 Kelapa Dua Wetan, Ciracas Jakarta Timur ini sebenarnya telah berdiri sejak lima tahun yang lalu, namun sebagaimana diungkapkan oleh pembina Yayasan Baitul Maqdis, Ustadz Wijaya Rahmat, karena satu hal, lembaga ini vakum selama beberapa tahun dan mulai kembali bergerak sekitar setahun yang lalu, tepatnya pada Ramadhan 1431 H.
Berbicara mengenai program santunan 1000 muallaf, Ustadz wijaya Rahmat menekankan bahwa pengertian program santunan 1000 muallaf merupakan santunan yang diberikan secara bertahap kepada para muallaf. Ustadz Wijaya Rahmat mengatakan bahwa acara santunan untuk 50 orang muallaf dan dhuafa hari ini adalah yang pertama dan akan terus berlanjut hingga berjumlah seribu muallaf.
..Problem muallaf itu biasanya setelah masuk Islam, dari umat Islam sendiri kurang diperhatikan, berbeda dengan kebalikannya yaitu orang Islam yang masuk agama lain atau murtad, maka mereka akan dipelihara, dirawat dan dielus-elus agar tidak kembali lagi ke Islam..
Ustadz Wijaya Rahmat mengatakan mengapa yayasannya lebih memfokuskan pembinaan pada muallaf karena proyek dakwah ini kurang diminati oleh umat Islam lain.
Selain para muallaf, kaum dhuafa juga turut mendapatkan santunan yang berisi perangkat alat shalat, mushaf Al-Qur'an dan uang tunai
"Problem muallaf itu biasanya setelah masuk Islam, dari umat Islam sendiri kurang diperhatikan, berbeda dengan kebalikannya yaitu orang Islam yang masuk agama lain atau murtad, maka mereka akan dipelihara, dirawat dan dielus-elus agar tidak kembali lagi ke Islam. kata Ustadz Rahmat. Karena itu yayasan yang ia bina mengambil peran di bidang tersebut meski lebih banyak tantangannya dibanding program dakwah lain karena banyak pihak, khususnya dari luar Islam yang tidak senang dengan program dakwah yang mereka jalankan.
Ustadz Wijaya Rahmat berharap bahwa seluruh umat Islam juga partisipasi serta membantu program ini.
"Bila tidak mau membantu dengan dana, bantu dengan tenaga dan pikiran atau minimal bantu doa agar program ini bisa terus berjalan, atau..minimal sekali...setuju dengan program yang kami jalankan dan tidak mengganggu atau merecoki," kata ustadz Wijaya Rahmat.
Bagi anda yang ingin menyalurkan bantuan dalam program santuan 1000 Muallaf dan program pembinaan muallaf lainnya yang tengah di jalankan oleh yayasan Baitul Maqdis dapat menghubungi layanan donasi dengan nomer telpon (021) 977 02911 atau langsung ke sekretariat dengan alamat seperti yang tertera diatas (mb/voa)
sumber : www.voa-islam.com
Label:
DALAM NEGERI
|
0
komentar
Tarhib Ramadhan, sambut Ramadhan sebagai momentum kebangkitan Islam ( DPD II HTI Banyumas )
PURWOKERTO ( SoB News ). Sabtu 30 Juli 2011, Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Banyumas mengadakan pawai menyambut bulan suci Ramadhan 1432 H yang dihadiri oleh anggota dan simpatisan serta kaum muslimin dari kota Purwokerto.
Tarhib yang dimulai dari depan Masjid Agung Baitussalam alun-alun kota Purwokerto, kemudian berjalan beriringan ke utara lewat jalan masjid dan memutar ke timur lewat Jalan Gatot Soebroto kemudian lewat Jalan Merdeka dan Jalan Jendral Soedirman, berakhir di depan alun-alun Purwokerto.
Dalam Tarhib itu HTI DPD II Banyumas dalam beberapa orasinya anggotanya mengingatkan kaum muslimin terutama masyarakat Purwokerto tentang pentingnya institusi Negara Khilafah sebagai pelaksana hukum Syariah, dan bulan Ramadhan sebagai bulan untuk memperjuangkan serta menyambut Khilafah.
Selain itu HTI DPD II Banyumas juga mengingatkan masyarakat kota Purwokerto dan kaum muslim untuk meninggalkan segala jenis kemaksiatan, riba dan lainnya tidak hanya di bulan Ramadhan saja tetapi di seluruh bulan sepanjang tahun.
Label:
DALAM NEGERI
|
0
komentar
Jumat, 29 Juli 2011
Jika non Muslim melakukan teror mereka tidak disebut teroris, tetapi "orang gila", Sehingga bisa bebas dari tuntutan
OSLO (SoB News) – Perdana Menteri Norwegia mengatakan, ia percaya negaranya akan tetap terbuka dan demokratis, kendati telah terjadi dua serangan mematikan pada Jumat (22/7/2011). Dalam pengadilan di Norwegia, terdakwa atas kasus kedua serangan itu, Anders Behring Breivik, mengatakan ia tidak bertindak sendirian dan berkolaborasi bersama dua kelompok.
Kendati mengklaim bertanggungjawab atas kedua serangan tersebut, dalam sidang tertutup di Oslo itu Anders Behring Breivik menyatakan dirinya tidak bersalah.
Pria berusia 32 tahun itu mengatakan ia perlu melakukan serangan tersebut untuk menyelamatkan Norwegia dan Eropa Barat dari pengambil-alihan oleh budaya Marxisme dan Islam.
Breivik dikenai dakwaan terorisme dan dimasukkan tahanan 8 minggu. Hakim memerintahkan ia dimasukkan sel isolasi untuk menghindari dirinya berhubungan dengan kolaborator atau mengganggu pengusutan polisi.
Kecurigaan dialamatkan pada Muslim
Beberapa korban penembakan di sebuah kamp pemuda di pulau Utoya, Norwegia mengatakan penembak berpakaian sebagai perwira polisi, demikian yang dilaporkan AFP. Setidaknya 92 orang tewas dan beberapa terluka, kebrutalan serangan pada Jumat yang membuat Norwegia terguncang.
Beberapa saat setelah ledakan itu, pada Sabtu (23/7) malam, para pakar dan analis ramai-ramai menyalahkan al-Qaeda atau kelompok lain yang “satu ideologi” dengan al-Qaeda.
Sementara itu, Polisi Norwegia menyimpulkan cukup awal bahwa serangan itu bukan pekerjaan kelompok “teroris asing”. Mereka berhasil menahan Anders Behring Breivik (32 tahun) yang diyakini sebagai pria bersenjata yang melepaskan tembakan pada remaja menghadiri kamp pemuda yang diselenggarakan oleh Partai Buruh.
Laporan lain menyebutkan bahwa Breivik membeli enam ton pupuk pada bulan Mei lalu dari sebuah perusahaan pasokan pertanian, yang tampaknya “meniru” aksi dari sebuah halaman buku yang ditulis oleh “teroris non-Muslim”, yakni Timothy McVeigh, yang bersama rekannya Terry Nichols pernah meledakkan bangunan Alfred P Murrah di Oklahoma City pada 1995 dengan satu truk penuh pupuk, yang menewaskan 168 orang dan melukai 450 lainnya.
Namun, meskipun kurangnya bukti setelah serangan itu (dan setumpuk bukti-bukti yang mengarah pada hal sebaliknya) beberapa pengamat terus mencari hubungan antara “kelompok jihad” dalam serangan Norwegia. Beberapa kelompok menghubung-hubungkan serangan tersebut sebagai bentuk kemarahan yang meletus setelah surat kabar Denmark menerbitkan kartun Nabi Muhammad pada tahun 2005.
Respon Muslim Norwegia
Hal ini secara langsung menohok komunitas Muslim di Norwegia dalam dua cara yang berbeda. Pertama, rasa keamanan yang terancam di Norwegia, dan diatas semua itu mereka secara otomatis dipersalahkan karena kejadian tersebut bisa dikatakan sebagai “hari-hari tergelap dalam sejarah Norwegia”.
Dewan Islam Norwegia segera mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa setiap serangan di Norwegia adalah sebuah serangan terhadap tanah air mereka, selain itu imam dan anggota komunitas Muslim mengunjungi berbagai kelompok Kristen dan pemimpin gereja dalam upaya untuk mengucapkan belasungkawa, serta untuk meningkatkan hubungan baik.
“Kami berada dalam kesedihan mendalam dengan masyarakat Norwegia,” kata Muhammad Tayyib, koordinator Pusat Kebudayaan Islam Norwegia.
Tayyib mengatakan bahwa meskipun sebagian besar komunitas imigran Muslim, bahwa mereka adalah “bagian dari sistem demokrasi dan mendukung kebebasan berekspresi. Kami bereaksi [untuk serangan] sebagai Norwegia, bukan sebagai orang luar”.
Tayyib mengatakan bahwa masjid merupakan pusat kebudayaan, yang terletak di jantung Oslo dan tidak jauh dari ledakan bom. Dia juga mengungkapkan banyak non-Muslim telah datang pada hari Sabtu untuk berbicara tentang serangan tersebut atau hanya untuk mengenal komunitas Muslim yang lebih baik.
Rizwan Ahmad, yang menjabat sekretaris umum di pusat kebudayaan, mengatakan bahwa laporan dari reaksi terhadap umat Islam di Oslo atas kejadian tersebut telah dilaporkan adanya dua perempuan mengenakan jilbab diganggu di jalan sementara laki-laki Pakistan dipukuli di dalam bis.
Namun Ahmad mengatakan bahwa komunitas Muslim tetap dalam solidaritas dengan masyarakat Norwegia yang lebih besar.
Dleen Dhoski, koordinator Asosiasi Mahasiswa Muslim di Universitas Oslo pada Blindern, mengatakan bahwa kekhawatiran itu tidak tentang siapa yang harus disalahkan.
“Perhatian utama kami tidak [apakah] itu kelompok tertentu yang melakukan tindakan yang mengerikan, tapi kami terkejut dan prihatin tentang kesejahteraan mereka yang mendapat terkena serangan,” kata Dhoski, yang mengatakan dia merasa bahwa media Norwegia cukup netral dalam pelaporan.
“Dan [kami] bahkan lebih terkejut bahwa sesuatu seperti ini bisa terjadi di tanah air aman kami … Ini merupakan serangan terhadap perdamaian dan demokrasi di Norwegia, jadi saya tidak percaya itu memiliki efek hanya pada komunitas Muslim, tapi seluruh bangsa, “kata Dhoski.
Muslim yang didiskriminasi
Tentu saja, bukan hanya para pakar dan analis keamanan yang mengungkapkan bahwa komunitas Muslimlah yang harus disalahkan atas serangan tersebut.
Kelompok sayap kanan “lebih memilih” menyalahkan umat Islam atas semua permasalahan terkait keamanan di Eropa. Terutama, kelompok Nordisk (nasionalistik anti-imigrasi, kelompok aktivis digambarkan memiliki keyakinan layaknya Nazi) sibuk menyalahkan Muslim atas serangan pada forum tersebut.
Beberapa poster keluhan berbunyi “imigrasi yang tak terkendali dari negara-negara Islam” adalah sebagai tindakan menyalahkan dan dengan sinis mengatkan dalam tulisan di poster lain yang berbunyi, “teror tidak akan menurun ketika gelombang tikus gurun terus naik di seluruh Eropa”.
Kelompok Nordisk tersebut tidak menanggapi permintaan wawancara pada hari Sabtu (23/7) terkait poster dan tragedy serangan tersebut.
Poster-poster pada forum tampaknya tidak menyadari bahwa Breivik dilaporkan anggota kelompok mereka. Polisi Norwegia menegaskan bahwa Breivik mengidentifikasi dirinya sebagai “fundamentalis Kristen”, sementara media lokal melaporkan bahwa ia telah memposting beberapa pernyataan dalam akun secara online yang mengidentifikasikan sebagai anti-Muslim.
Memang, Breivik telah ditangkap. Seperti halnya Pamela Geller, seorang aktivis anti-Islam yang melawan pembangunan sebuah pusat komunitas Islam di dekat lokasi bekas World Trade Pusat menara di New York.
Geller mengungkapkan pernyataan di blognya bahwa umat Islam lah yang harus bertanggung jawab untuk “semua pemerkosaan dalam lima tahun terakhir” di Norwegia terkait serangan hari Jumat.
Ali Esbati, ekonom di Pusat Manifest untuk Analisis Sosial, mengatakan persepsi negatif tentang Muslim di Eropa telah menjadi “titik konvergensi” di antara kelompok sayap kanan, yang menyebarkan sudut pandang umat Islam sebagai kekuatan “yang mengancam masyarakat Barat “.
“Masalah yang lebih luas adalah bahwa bukan hanya ide tentang Islam radikal yang dilihat sebagai ancaman, tetapi ide bahwa semua Islam atau Muslim adalah ancaman,” kata Esbati.
Dia tidak terkejut dengan respon spontan ketika menyalahkan Muslim dalam serangan tersebut, seperti katanya, wacana tidak didorong oleh fakta atau statistik. Sebaliknya, didorong oleh persepsi – dan sekarang, wajah terorisme tidaklah disematkan terhadap kelompok-kelompok separatis di Eropa (yang pada dasarmua juga merupakan ancaman “terorisme” terbesar Eropa). Hal ini telah mengakibatkan proliferasi dari apa Esbati sebut sebagai Ide fundamental “rasis” terhadap Muslim.
Antara “teroris” dan orang “gila”
Namun, pertanyaannya, Ketika apa yang ditargetkan adalah sebuah gedung pemerintah dan sebuah kamp pemuda dari sebuah partai politik – yang menyerukan pengakuan negara Palestina – mengapa seorang Muslim menjadi tersangka? Bukankah yang lebih mungkin untuk dicurigai adalah selain mereka?
Pada dasarnya, jawabannya setelah hampir satu dekade sejak serangan 11 September, yang tampaknya “memiliki efek membuat semua pria Muslim disebut teroris di dunia Barat”.
“Semua Islamofobia di internet ikut andil di dalamnya”, kata Ibrahim Hooper, juru bicara Council on American-Islamic Relations.
Dia mengatakan bahwa, bahkan pada Sabtu (23/7) malam, l\media AS mengklaim dan menuduh pelakunya dari “Islam ini dan al-Qaeda itu.”
Tapi kemudian, kata Hooper, ada sudut “gila” yang mengacu kepada petugas Norwegia yang mengatakan bahwa serangan itu “bukan merupakan terror yang Islami” dan karena itu stigma “gila” pun dimunculkan.
“Jika seorang non-Muslim melakukan aksi terorisme, mereka tidak menyebutnya seorang teroris. Mereka bilang dia adalah ‘orang gila’,” kata Hooper.
Meskipun Breivik telah diidentifikasi sebagai seorang Kristen, Hooper mengatakan dia yakin tindakannya tidak akan berafiliasi dengan imannya. Ini penting, berkaitan bahwa tindakan terorisme yang dilakukan oleh seorang individu, tidak peduli apa agama atau keyakinannya, pada dasarnya tidak bisa dikaitkan dengan seluruh pemeluk agama yang berkaitan.
Ini, tentu saja, tidak demikian halnya bagi kaum Muslim dalam iklim saat ini. Muslim di Norwegia harus terus membangun koalisi dan bekerja untuk “meminggirkan ekstrimis dari semua agama”, katanya. (rasularasy/arrahmah.com)
Label:
MANCANEGARA
|
0
komentar
FUI: SBY Harus Hentikan Teror Berkedok Pemberantasan Terorisme
JAKARTA (SoB News) – Menyambut bulan Ramadhan 1432, Forum Umat Islam (FUI) mengajak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan aparat kepolisian untuk bertaubat dari teror dan pendiskreditan terhadap umat Islam.
Hal itu disampaikan FUI dalam surat terbuka Kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Hendaknya Saudara menghentikan kegiatan penangkapan-penangkapan terhadap anak bangsa atas nama pemberantasan terorisme oleh polisi/Densus 88 yang cenderung justru menimbulkan teror baru dan mendiskreditkan umat Islam dan institusi umat Islam,” imbau Sekjen FUI, KH Muhammad Al-Khaththath dalam ‘Surat Terbuka Kepada Presiden Untuk Memuliakan Ramadhan’ yang dikirim kepada voa-islam.com, Rabu (27/7/2011).
Teror dan pendiskreditan yang dilakukan Densus 88 Antiteror itu, jelas Al-Khaththath, dapat memicu memicu rasa curiga dan adu domba di antara umat Islam sebagaimana yang terjadi pada operasi kepada PP Umar bin Khatthab di Bima NTB yang memicu perusakan fasilitas milik Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) di Mojokerto baru-baru ini.
Selain itu, FUI menyayangkan dibentuknya Densus 99 yang memamerkan kekerasan sipil berupa tayangan dengan menggunakan senjata tajam dan barisan seperti militer. Pembentukan Densus oleh GP Anshor ini dikhawatirkan justru memunculkan terorisme gaya baru dan konflik horisontal sesama umat Islam.
“Munculnya Densus 99 oleh GP Ansor pada Harlah NU yang memamerkan kekerasan sipil atas nama pemberantasan terorisme ini bisa memicu konflik horisontal,” tegas Al-Khaththath. [taz]
sumber, www.voa-islam.com
Label:
DALAM NEGERI
|
0
komentar
Kamis, 28 Juli 2011
70 anak Muslim menjadi target serangan teroris Kristen di Norwegia
UTOYA (SB News) – Sekitar 70 anak yang ditargetkan oleh teroris Breiviks di kamp musim panas yang diadakan oleh Partai Buruh berkuasa di danau Tyrifjorden, pulau Utoya pada 22 Juli lalu adalah Muslim.
Menurut IRNA, media Norwegia mengatakan bahwa dari 600 orang yang hadir di pulau itu ketika jagal Breivik memulai penembakan, 70 anak yang menjadi target adalah Muslim. Otoritas belum mengatakan berapa banyak dari mereka yang terbunuh atau apakah mereka secara khusus dijadikan sasaran.
Pembunuh mengaku, bahwa dirinya khawatir adanya aksi ‘kolonialisasi Islam’ mencerminkan subkultur xenophobia di beberapa sudut benua Eropa, di mana komunitas imigran yang tumbuh dengan cepat mendefinisikan kembali definisi tradisional etnis dan kebangsaan.
Umat Islam di Norwegia berjumlah sekitar 99.000 orang yang terdaftar pada tahun 2010, naik 29% sejak tahun 2005, tapi masih bagian kecil dari total populasi 4.920.000, menurut Statistik Norwegia.
Sebelumnya, jaringan Eropa untuk perlindungan hak-hak tahanan Palestina (UFREE) sangat mengutuk serangan teroris di Norwegia dan menuduh Israel terlibat dalam apa yang terjadi pada Jumat itu. Harian Turki, Taraf, juga menerbitkan cerita yang menyatakan bahwa serangan di Norwegia mungkin diorganisir oleh pasukan keamanan Israel, khususnya Mossad. (haninmazaya/arrahmah.com)
Label:
MANCANEGARA
|
0
komentar
Mahalnya biaya pendidikan tingkatkan angka putus sekolah, Inilah buah Kapitalisme
JAKARTA (SB News) – Tahun ini, angka putus sekolah diperkirakan akan jauh lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya, karena banyaknya pungutan `aneh` di berbagai jenjang sekolah hingga perguruan tinggi, demikian pendapat anggota Fraksi Partai Golkar di DPR RI, Fayakhun Andriadi memperkirakan,
“Dari berbagai informasi yang saya peroleh, baik itu di daerah maupun di Jabodetabek, sama saja. Pungutan macam-macam sangat membenani orang tua calon siswa dan calon mahasiswa, akibatnya anak mereka gagal melanjutkan sekolah,” tuturnya di Jakarta, pada Rabu (27/7/2011).
Ia memberikan salah satu contoh di sebuah perguruan tinggi negeri di Manado, seorang calon mahasiswa akhirnya membatalkan melanjutkan studi di Fakultas Kedokteran Gigi, karena harus membayar di atas Rp75 juta melalui jalur khusus `Sumekolah`.
“Begitu juga ada yang terpaksa harus menunda kuliah di Fakultas Teknik, hanya karena tak sanggup menyediakan dana Rp30 juta melalui jalur tersebut. Untuk Fakultas Kedokteran malah bisa sampai Rp200 juta-an,” ungkapnya lagi.
Hal tersebut tidak hanya terjadi di Manado, tetapi juga berlaku di berbagai kota di Indonesia.
Itu untuk jenjang pendidikan tinggi. Sedangkan untuk tingkat sekolah dasar sampai SMA, tidak berbeda jauh.
“Pungutan untuk pakaian seragam, uang buku, uang bangku, uang pembangunan, uang `ekstra kurikuler` (Ekskul) dengan nilai cukup besar,” tuturnya.
Hal tersebut berpengaruh langsung pada gairah anak didik dari keluarga tak mampu untuk melanjutkan studi.
“Akibatnya, jumlah putus sekolah dipastikan melonjak dan ini akan menambah masalah baru lagi bagi para keluarga di unit masyarakat terkecil, lalu di lingkungan RT, RW, kelurahan dan pada lingkup semakin luas,” katanya.
Ia berpendapat bahwa berbagai aksi tawuran, keterlibatan anak muda pada penggunaan obat terlarang, serta aksi-aksi kriminal bahkan terorisme, bisa saja terjadi karena tak ada pilihan lain, sebab untuk sekolah pun mereka merasa tak sanggup disediakan Negara.
“Padahal, Negara sudah memberikan 20 persen anggaran (APBN) untuk bidang pendidikan. Namun, seperti saya katakan sebelumnya, naiknya anggaran pendidikan, ternyata ikut mendorong keserakahan para pengelola pendidikan untuk meningkatkan berbagai pungutan,” tandasnya.
Fayakhun Andriadi mengingatkan, jika Pemerintah dan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) khususnya bersikap acuh tak acuh terhadap ini, bahkan seolah menganggap tak pernah terjadi, hal tersebut dikhawatirkan akan terjadi `bom waktu` berbahaya dalam beberapa tahun ke depan.
Kalau untuk memfasilitasi gedung baru dan renovasi rumah dinas saja para pejabat semangat. Tetapi kalau untuk urusan pendidikan seperti dinomer duakan. Padahal investasi paling penting bagi sebuah bangsa adalah investasi pendidikan yang diharapkan membentuk generasi berkualita yang akan membangun bangsa. (ans/arrahmah.com)
Label:
DALAM NEGERI
|
0
komentar
Senin, 25 Juli 2011
Memuji politikus Hindu, pemimpin sekolah Islam legendaris diberhentikan
NEW DELHI (SB News) – Salah satu sekolah Islami yang paling dihormati di dunia telah menurunkan pemimpinnya yang ‘reformis’ pada Minggu (24/7/2011) hanya beberapa bulan sejak masa jabatannya. Ia diturunkan karena telah memuji seorang politikus nasionalis Hindu yang dibenci oleh banyak Muslim di India.
Ghulam Muhammad Vastanvi telah berjanji untuk memperbarui kurikulum Darul Uloom dan mengendalikan dekrit ‘garis keras’ agama saat ia menjadi wakil kanselir di bulan Januari lalu.
Tapi dalam beberapa hari ia membuat marah dan memicu protes para pemuka sekolah karena memuji kebijakan Gujarat Narendra Modi, Menteri Pembangunan India, dan dilaporkan mengatakan bahwa Muslim di negara bagian barat harus pindah setelah adanya kerusuhan komunal 2002 yang mengakibatkan ratusan orang tewas.
Hal itu menyebabkan Dewan institusi di kota utara Deoband memutuskan untuk menggantikan pria 60 tahun itu dengan Maulana Abdul Qasim Nomani.
“Sekarang, saya adalah wakil rektor sekolah ini,” kata Nomani pada Press Trust of India.
Sementara itu, Vastanvi keberatan dengan keputusan tersebut.
“Ini adalah ketidakadilan dan konspirasi terhadap saya,” kata Vastanvi. Meski demikian, ia menambahkan bahwa ia tidak akan berusaha untuk mengubah keputusan yang sudah dibuat.
Darul Ulum memiliki sekitar 4.000 mahasiswa. Sebagai pusat sekolah Islam di Deobandi sejak 1866, sekolah ini cukup terpandang bagi ribuan sekolah lain di Timur Tengah, Inggris, Amerika Serikat, Malaysia, Bangladesh, dan Pakistan.
sumber (althaf/arrahmah.com)
Label:
MANCANEGARA
|
0
komentar
Ansyaad Mbai: "Ponpes UBK terkait dengan Umar Patek"
JAKARTA (SB News) – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai, mengklaim bahwa Umar Patek yang telah ditangkap di Pakistan terkait dengan Pondok Pesantren (ponpes) Umar Bin Khattab (UBK) Bima, NTB.
Tidak hanya itu, Ansyaad juga mengatakan bahwa Umar Patek juga terhubung dengan kelompok Poso, Palu, Sulawesi Tengah. Hal tersebut disampaikan Mbai di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (25/7/2011).
“Iya Bima (termasuk), Kelompok Poso di Palu yang kemudian kelompok 11 itu yang ada 10 senjata api yang ketangkap itu ada kaitan dengan Umar Patek,” kata Ansyaad.
Ansyad mengungkapkan kelompok “teroris” yang berada di Sumatera, Jawa, Poso, Ambon, Kalimantan dan Bima saling terkait. Meskipun telah dibantah berulang kali dengan tegas oleh pihak Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) dan juga Ponpes UBK tetap saja Ansyaad bersikeras mengklaim bahwa dalam keterkaitan antara JAT dan Ponpes UBK.
“Kalau saya bilang JAT sudah tahu kan kaitannya kemana. Siapa pimpinannya,” ujarnya.
Umar Patek merupakan tokoh mujahidin yang paling dicari pemerintah Indonesia, karena diduga terlibat dalam Bom Bali I dan Bom di Malam Natal. Meski tak bisa dijerat dengan Undang-undang Tindak Pidana Terorisme, Umar Patek bisa dijerat dengan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dan Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951. (tbn/arrahmah.com)
dari Arrahmah.com
dari Arrahmah.com
Label:
DALAM NEGERI
|
1 komentar
Minggu, 24 Juli 2011
Aksi Sharia4Indonesia di Bunderan HI : Stop Vaksin, Selamatkan Anak Indonesia!
JAKARTA (SoB News) – Stop vaksin, selamatkan anak Indonesia, sekarang juga! Demikian tuntutan dalam aksi & orasi yang dilakukan oleh Sharia4Indonesia-Divisi Pelayanan Umat Bidang Kesehatan-di Bunderan HI, Sabtu (23/07/2011). Dalam aksi tersebut, masyarakat dibukakan matanya bahwa ternyata vaksin atau imunisasi yang selama ini dijalankan untuk menyehatkan anak Indonesia telah gagal. Untuk itu, stop vaksin, selamatkan anak Indonesia, sekarang juga!
Vaksin gagal sehatkan bangsa, ganti sekarang juga!
Pagi itu, Sabtu (23/07/2011) Bunderan HI, telah ramai dikunjungi para peserta aksi & orasi yang diselenggarakan oleh Sharia4Indonesia-Divisi Pelayanan Umat Bidang Kesehatan. Para peserta yang berpakaian hitam putih ini membawa pelbagai spanduk dan atribut aksi yang sangat simpatik, seperti bendera Islam (Al Liwa dan Ar Raya) juga bendera masing-masing ormas.
Sekitar pukul 08.30 aksi dan orasi dimulai dengan sambutan dari Sharia4Indonesia yang dalam hal ini diwakili oleh Ustadz M Fachry. Dalam sambutannya disampaikan rasa syukur, Alhamdulillah, serta terima kasih kepada semua pihak yang telah bersinergis untuk menyampaikan kebenaran bahaya vaksin dan perlunya umat Islam khususnya dan bangsa ini pada umumnya untuk kembali kepada vaksin atau imunisasi khas Islam, yakni dengan kembali kepada pengobatan ala Rosulullah SAW (Thibbun Nabawy).
Acara selanjutnya dipandu oleh Ustadz Abu Shofi, juga dari Sharia4Indonesia yang langsung mempersilahkan satu persatu orator untuk naik ke ‘panggung’ menyampaikan pandangannya tentang bahaya vaksin.
Tampil dengan sangat meyakinkan Ustadz Alfian Tanjung, Ketua Umum Taruna Muslim. Beliau menyampaikan bahwa kewajiban stop vaksin sudah tidak dapat ditunda lagi alias harus dilakukan sekarang juga. Menurut beliau, vaksin adalah skandal sadis konspirasi medis. Untuk itu, beliau menyerukan agar umat Islam mengutuk konspirasi vaksin yang merupakan kejahatan dalam bidang kesehatan.
Di sela-sela orasi, para peserta yang terus berdatangan tampil bersemangat dengan meneriakkan yel-yel stop vaksin. Ketika orator meneriakkan kata “vaksin”, maka serentak para peserta menyambut dengan kata “go to hell”. Ketika orator menyebutkan kata tahnik, ASI, bekam, dan herbal sebagai solusi vaksin, maka para peserta lagsung menyambut dengan kata “yes”.
Semua ingin vaksin dihentikan, kembali ke pengobatan ala Nabi SAW
Umat Islam sepakat untuk stop vaksin. Berbagai komponen umat yang hadir dalam aksi & orasi stop vaksin di Bunderan HI kemarin, Sabtu (23/07/2011) menyerukan kata yang sama, yakni stop vaksin, selamatkan anak Indonesia, sekarang juga.
Front Pembela Islam (FPI), disamping turun dengan sejumlah massa, mereka secara khusus juga menurunkan para muslimahnya yang tergabung dalam Mujahidah Pembela Islam (MPI). Dengan penuh semangat, para ummahat ini membentangkan spanduk dan berorasi stop vaksin. Diantara bunyi spanduk tersebut adalah : “Ayo selamatkan bayi Indonesia dari vaksin babi, anjing, dan monyet” juga “Vaksin Halal, Yes…Vaksin Haram, No”.
Setelah itu, secara bergantian para orator, baik dari kalangan ustadz, ustadzah, maupun praktisi dan ahli Pengobatan ala Rosul (Thibbun Nabawy) memberika orasi. Ada Ustadz Abdul Malik SH, MBA (IPN), Ustadz Sulaiman (PTDI), dr. Henny Zenial, Drh. Susintawati (S4i), Ustadzah Usroh (MPI), Ustadzah Jenny Biki (Persis), Ustadz Beni Muchtar Biki, Ustadzah Ummu Salamah SH, Hajjam (S4i), Ustadz Abdullah (MM), dan Ustadz Purwo Uwo (HPA), Ustadz M Hakimuddin (ABI).
Dari kalangan muda tampil sebagai orator Akh Deny dari Fos Armi, Bogor. Tidak mau ketinggalan, dari kalangan sepuh tampil habib Shibab Anggawi dari Front Pembela Islam (FPI) juga ikut menjadi orator dan membakar semangat para peserta untuk bersatu stop vaksin dan menggantinya dengan imunisasi ala nabi, yakni dengan tanhik dan ASI untuk bayi, serta bekam dan herbal untuk remaja dan dewasa.
Di sesi akhir, Ustadz M Al Khatthath, sekjen FUI ikut memberikan orasi yang juga menyerukan stop vaksin dan kembali kepada syariat Islam, yakni pengobatan ala Nabi SAW., jika umat Islam sebagai komponen terbesar bangsa ini mau maju.
Aksi dan orasi stop vaksin, selamatkan anak Indonesia ditutup oleh pernyataan sikap atau pres rilis oleh Ustadz Ahmad dari Sharia4Indonesia-Divisi Pelayanan Umat Bidang Kesehatan, yang dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh Ustadz Alfian Tanjung. Semoga umat Islam segera sadar akan bahaya vaksin dengan menyetopnya sekarang juga, agar anak Indonesia bisa selamat dan jaya di kemudian hari. Insya Allah!
Wallahu’alam bis showab!
(M Fachry/Sharia4Indonesia.com/arrahmah.com)
Label:
DALAM NEGERI
|
0
komentar
Langganan:
Postingan (Atom)