Spirit of Beyond News adalah blog berita yang mengambil berita dari beberapa situs berita online, baik itu situs berita Islam maupun situs berita umum, seluruh isi posting di luar tangggung jawab redaksi

PASAR ANDROID

PASAR ANDROID
Kunjungilah Pasar Android, tempat download aplikasi android premium berbayar dengan Gratis

Download Terkini

Download Terkini
Adobe Presenter 7.0.7 Full Keygen, aplikasi memperindah dan mempercantik tampilan slide Powerpoint

Berita Terdahulu

Minggu, 29 Mei 2011

Ratusan Wanita Libya Melaporkan Telah Diperkosa Pasukan Kadhafi

BENGHAZI, LIBYA (voa-islam.com) - Untuk pertama kalinya, tanggapan terhadap kuesioner tentang trauma perang di Libya telah diprediksi, meskipun tragis: 10.000 orang menderita stress pasca-trauma, 4.000 anak dengan masalah psikologis. Namun kemudian datang hal yang tak terduga: 259 wanita mengatakan mereka telah diperkosa oleh milisi yang setia kepada Muammar Kadhafi.

Dr Seham Sergewa telah bekerja untuk anak-anak yang trauma akibat pertempuran di Libya tapi segera mendapati dirinya didekati oleh para ibu bermasalah yang merasa mereka dapat percaya kepadanya dengan rahasia gelap mereka.

Korban pertama datang dua bulan lalu, diikuti oleh dua lagi. Semua adalah ibu dari anak-anak yang dirawat di pelatihan psikologi anak London, dan semua menggambarkan bagaimana mereka diperkosa oleh milisi yang berjuang agar kadhafi tetap berkuasa.

Dr Sergewa memutuskan untuk menambahkan sebuah pertanyaan tentang pemerkosaan untuk survei yang ia distribusikan kepada warga Libya yang tinggal di kamp-kamp pengungsian setelah diusir dari rumah mereka. Tujuan utamanya adalah untuk mencoba menentukan bagaimana nasib anak-anak dalam perang tersebut, ia menduga banyak menderita PTSD. Namun yang mengejutkan, 259 perempuan datang dengan berita tentang perkosaan. Mereka semua mengatakan hal yang sama.

..yang mengejutkan, 259 perempuan datang dengan berita tentang perkosaan. Mereka semua mengatakan hal yang sama..
'Aku benar-benar terkejut ketika aku mulai mengunjungi daerah-daerah tersebut, pertama dengan jumlah orang yang menderita PTSD, termasuk sejumlah besar anak-anak di antara mereka, dan kemudian dengan sejumlah wanita yang telah diperkosa baik di wilayah timur dan barat negara, "kata Dr Sergewa dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press.

Sebelumnya timbul kekhawatiran di kalangan aktivis bahwa pasukan rezim Muammar Khadafi memperkosa anak-anak. Selain muncul juga laporan bahwa pasukan pemimpin Libya itu sengaja dibekali obat kuat Viagra untuk memperkosa warga sipil di kota yang mendukung pemberontak untuk mempermalukan mereka.

Menurut harian Daily Mail, kelompok pelindung anak Save The Children menerima sejumlah laporan pelecehan seksual. Dalam satu insiden, sekelompok gadis kecil diculik dan ditahan selama empat hari. Saat dibebaskan, mereka tampak sangat trauma sehingga enggan berbicara.

Pada laporan lain, menurut kelompok itu, anak-anak dipaksa melihat ayah mereka dibunuh dan ibu mereka diperkosa. Laporan-laporan itu muncul dari warga yang mengungsi dari Misrata, Ajdabia, dan Ras Lanuf. Mendukung pemberontak, kota-kota tersebut selama berhari-hari dibombardir pasukan Khadafi.

..Anak-anak berkata kepada kami bahwa mereka menyaksikan peristiwa yang mengerikan. Ada yang melihat sendiri ayah mereka dibunuh dan ibunya diperkosa..
Para warga harus tinggal di kamp-kamp pengungsian di Benghazi, yang menjadi basis pemberontak. "Laporan kekerasan seksual atas anak-anak masih belum dikonfirmasi lebih lanjut, namun laporan demikian terus muncul dan dibicarakan di kamp-kamp yang kami kunjungi," kata Michael Mahrt, pengurus Save The Children.

"Anak-anak berkata kepada kami bahwa mereka menyaksikan peristiwa yang mengerikan. Ada yang melihat sendiri ayah mereka dibunuh dan ibunya diperkosa," kata Mahrt. "Mereka juga memberi deskripsi atas kejadian yang menimpa anak-anak lain. Namun bisa juga kejadian itu menimpa mereka sendiri, namun enggan untuk diakui. Ini merupakan pola umum yang terjadi pada anak-anak yang menderita perlakuan keji." lanjut Mahrt.

Juru bicara pemberontak, Abdebaset Abumzirig, kepada stasiun berita Al Jazeera juga mengungkapkan adanya laporan perkosaan yang dilakukan pasukan Khadafi atas warga sipil. Kasus itu terjadi di Misrata. "Mereka diperintahkan untuk memperkosa karena bermaksud untuk mempermalukan Misrata sendiri," kata Abumzirig.

Perkosaan telah menjadi senjata umum sepanjang usia perang, terakhir dalam konflik dari Balkan di Eropa hingga ke Sri Lanka di Asia dan di sub-Sahara Afrika, di mana Kongo telah digambarkan sebagai pusat kejahatan seksual. -  (mb/AP,vv). www.voa-islam.com

Manajemen Cinta ala Nabi SAW: Solusi Mengatasi Krisis Kasih Sayang

KRISIS CINTA dan kasih sayang yang mewarnai relasi antarumat Islam dalam berbagai segi dan bidang kehidupan, seolah menunjukkan bahwa Islam bukan agama yang mengajarkan pentingnya menyintai dan mengasihi sesama. Umat Islam pun seakan tidak memiliki figur sentral yang mampu meneladankan ketulusan untuk saling menyintai, mengasihi serta menyayangi. Akibatnya, di antara mereka, muncullah perasaan saling curiga, iri, pengkhianatan, saling merendahkan, memfitnah, menggibah, mendengki, mendendam, bertikai, menzalimi, menindas, bahkan saling mencelakakan.
Munculnya gejala krisis cinta dan kasih sayang yang melanda kehidupan banyak kaum muslimin, kerap terjadi di mana-mana. Dari mulai di ruang keluarga, hingga di tempat-tempat kerja. Tidak terkecuali, di institusi-institusi yang mengusung label Islam, gejala krisis kasih sayang  juga sering mewarnai hubungan antarpersonilnya. Sungguh ironi dan menyedihkan. Bagaimana mungkin ukhuwah islamiyah yang kerap digembar-gemborkan itu bisa terwujud secara solid dan kokoh, jika krisis ini tetap terjadi seolah tiada henti. Padahal Rasulullah SAW, pecinta agung yang mulia menegaskan:
“Demi zat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, kamu sekalian tidak akan masuk surga sebelum beriman, dan kamu sekalian tidaklah beriman sebelum saling mencintai” (HR. Muslim)
Lemahnya Peneladanan Terhadap Nabi SAW
Menggejalanya krisis cinta dan kasih sayang di kalangan komunitas umat Islam, tentunya  bukan dikarenakan ajaran yang terkandung dalam agama yang dianutnya, dan bukan pula ketiadaan model yang patut dijadikan panutan. Persoalannya adalah lemahnya pengamalan terhadap Islam, serta “ketidakmauan” umat untuk betul-betul meneladani sang pecinta agung yang mulia, Nabi Muhammad SAW. Utamanya dalam konteks ini adalah keteladanan dalam menyintai, mengasihi, dan/atau menyayangi sesama.
Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai figur manusia terbaik. Beliau telah membuktikan kemampuannya dalam membawa manusia dari keterbelakangan pemikiran dan kerendahan akhlak menuju pencerahan dan kemuliaan. Dari kehidupan yang diselimuti kebencian, dendam, dan angkara murka, menuju kehidupan yang diberkahi dengan memaafkan, cinta dan kasih sayang.
“Dan tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya’ 107).
Ada yang mengartikan bahwa “rahmat” di sini adalah pencurah kasih sayang. Diutusnya Nabi merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia. Rasulullah adalah manusia yang menebarkan kasih sayang.
“Siapa yang tidak sayang pada manusia, maka tidak akan disayang oleh Allah.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Baihaqi, dan Bukhari)
Manajemen Cinta = Upaya Meraih Kesuksesan & Kebahagiaan
Dalam semua dimensi kehidupan, Nabi Muhammad SAW secara cukup gamblang telah menyontohkan bagaimana seharusnya kita sebagai umatnya, bersikap dan berperilaku agar rahmat dan keberkahan hidup menyertai. Dari mulai ketika menjalani kehidupan dalam ranah keluarga dan kekerabatan, hubungan antara “tuan” dengan “pembantu”, atasan dengan bawahan, antarrekan (mitra) kerja atau bisnis, kehidupan bertetangga, persahabatan, dalam relasi sosial dengan non-muslim, sebagai pemimpin dakwah, militer, maupun sebagai pemimpin sosial dan politik (umat).
Ketika mengkaji kehidupan Rasul mulia di semua sisi kehidupannya itu, tampak sekali bahwa beliau menjadikan cinta dan kasih sayang sebagai landasannya. Tulusnya cinta dan besarnya kasih sayang beliau, tercurah kepada siapa pun yang menjalin relasi dengannya. Lebih dari itu, manusia agung ini kerap menunjukkan kasih sayang terhadap orang-orang yang memusuhi serta menzaliminya. Malahan, di balik ketegasan memberikan “hukuman” terhadap musuh-musuh Islam, acapkali beliau pun memperlihatkan kasih sayangnya terhadap mereka. Hal ini antara lain tampak dari kemauan Sang Nabi untuk mengampuni bahkan mengangkat derajat mereka.
Mengingat begitu tulusnya cinta atau kasih sayang yang mendasari setiap pergaulan Nabi, termasuk kemampuannya menghadapi beragam persoalan melalui pendekatan perasaan tertinggi kemanusiaan ini, maka dapat dikatakan bahwa beliau telah menerapkan “manajemen cinta”.
Banyak sekali para pakar yang mendefinisikan pengertian “manajemen” (management). Namun dalam pengertian sederhana, “manajemen” dapat dipahami sebagai “seni melaksanakan dan mengatur”.
Kemudian, “cinta”. Secara psikologis, cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang. Dalam konteks filosofi, ada yang berpendapat bahwa cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.
Erich Fromm, seorang psikolog Jerman yang konon dikenal ahli dalam masalah cinta menjelaskan, bahwa kebutuhan manusia yang paling dalam adalah kebutuhan untuk mengatasi keterpisahannya dan meninggalkan penjara kesendiriannya. Kegagalan untuk mengatasi keterpisahan ini yang akan menyebabkan gangguan kejiwaan. Fromm mengungkapkan idenya mengenai cinta sebagai jawaban dari masalah tersebut.
Karena “cinta” yang dimaksud adalah cinta yang islami, tentunya pemahaman dari pengertian “cinta” ini juga harus berdasarkan nilai-nilai Islam. Inilah pemahaman cinta yang lebih luas, mendalam, serta bersifat hakiki.
Syaikh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, seorang ulama dari Damaskus di abad ke-7, melihat pemahaman cinta dalam ruang lingkup yang luas. Bahkan beliau mengemukakan adanya 6 peringkat cinta, yang dua di antaranya adalah shababah dan ‘itfh.Shababah yaitu cinta yang mampu melahirkan ukhuwah islamiyah. ‘Itfh (simpati) adalah rasa cinta yang memunculkan kecenderungan untuk menyelamatkan dan membantu sesama.
Nah, dengan demikian, kalau mengacu pada kedua pemahaman tersebut; “manajemen” dan “cinta”, maka “manajemen cinta” yang dimaksud adalah seni melaksanakan dan mengatur hubungan (antarmanusia) yang dilandasi oleh keinginan untuk melahirkan ukhuwah islamiyah, membantu serta menyelamatkan sesama.
Di dalam cinta atau kasih sayang yang diteladankan Nabi SAW terkandung nilai-nilai produktif dan konstruktif seperti: menyebarkan salam, menjaga dan melindungi kehormatan manusia, mengokohkan keimanan, berlaku adil, sabar, pemaaf, tegas, ulet, memberikan pendidikan dan bimbingan, mempererat hubungan, menghormati, rendah hati, senang membantu, dermawan, memuliakan, memberikan rasa nyaman, menunjukkan perhatian, menjaga nama baik, mendoakan kebaikan, tabah, konsisten, berkemauan kuat, menjauhi sikap egois, memberikan kepercayaan, berani, menjaga citra diri, memotivasi, dan masih banyak lagi. Semua nilai, sifat, sikap, atau perilaku yang baik-baik itu adalah cerminan atau konsekuensi dari rasa cinta terhadap kebenaran dan/atau kasih sayang terhadap sesama.
 Dalam buku “Manajemen Cinta Sang Nabi SAW” (2011), secara cukup gamblang diungkapkan langkah-langkah teoritis dan praktis dalam mengimplementasikan nilai-nilai cinta atau kasih sayang sesuai kapasitas dan peran kita dalam semua aspek kehidupan.  Baik dalam kehidupan berumahtangga dan berkeluarga, sosial, bisnis, dakwah, militer, hingga politik.
 “Manajemen Cinta Sang Nabi SAW” juga memaparkan beragam teori pengembangan diri (self development) dan kepemimpinan (leadership) yang menjadi rahasia kesuksesan Nabi Muhammad SAW di semua aspek kehidupannya. “Manajemen Cinta Sang Nabi” adalah sumber inspirasi dan motivasi dalam memenej kehidupan pribadi dan sosial kita agar meraih kesuksesan dan kebahagiaan tanpa batas. [voa-islam.com]
*Penulis buku “Manajemen Cinta Sang Nabi SAW” & Staf Riset Prophetic Leadership and Management Center, di Jakarta.

HMI: RUU Intelijen Menciptakan Rezim Represif Zaman Orba

Saat ini DPR bersama pemerintah tengah membahas draft RUU Tentang Intelijen Negara untuk kemudian diundangkan menjadi Undang-Undang Intelijen pada tahun 2011. Rancangan undang-undang tersebut diharapkan menjadi titik-tolak untuk melakukan reformasi di lembaga intelijen. Reformasi intelijen merupakan bagian dari agenda tuntutan reformasi mahasiswa 1998. Namun, sampai saat ini belum ada perubahan signifikan yang dilakukan pemerintah maupun DPR untuk mereformasi kelembagaan ini.
Hal tersebut berakibat pada pola kerja intelijen yang masih belum berubah sejak Orde Baru. Tugas intelijen merupakan tugas rahasia yang harus dijalankan demi kepentingan negara, bukan demi kepentingan penguasa. Reformasi intelijen menjadi penting seiring masih berlakunya budaya dan nilai anti-demokrasi dan hak asasi manusia di dalamnya.
Draft RUU Intelijen Negara yang sedang dibahas di DPR belum sepenuhnya mengakomodir prinsip-prinsip negara demokratik dan hak asasi manusia. RUU Tentang Intelijen Negara yang ada justru menjadi ancaman serius terhadap tata nilai kehidupan negara demokratik dan merusak criminal justice sistem di Indonesia.
Di antara pasal yang krusial di dalam draft RUU Intelijen saat ini adalah; Pertama, tentang definisi Intelijen. Dalam RUU tersebut dinyatakan bahwa intelijen adalah lembaga pemerintah. Pada dasarnya lembaga intelijen bukanlah lembaga pemerintah tetapi adalah alat negara. Definisi yang demikian praktis meletakkan posisi intelijen sebagai alat penguasa yang bekerja untuk kepentingan penguasa dan bukan alat negara yang bekerja untuk kepentingan rakyat. Hal tersebut tentu sangat mengkhawatirkan, mengingat intelijen akan digunakan sebagai alat represif negara sebagaimana yang pernah dialami pada masa Orde Baru.
Kedua, soal penyadapan. Penyadapan yang tanpa terlebih dahulu harus melalui izin ketua pengadilan tidak hanya berpotensi mengancam hak-hak asasi warganegara tetapi juga rentan untuk disalahgunakan (abuse of power) demi kepentingan penguasa. Intelijen memang memerlukan kewenangan untuk melakukan penyadapan, namun demikian hal itu harus dilakukan melalui mekanisme yang baku dan harus dengan persetujuan ketua pengadilan.
Ketiga, tentang kewenangan Penangkapan. Pemberian kewenangan menangkap kepada intelijen jelas merusakcriminal justice system di Indonesia. Pemberian kewenangan itu sama saja dengan melegalisasi penculikan dalam undang-undang intelijen, mengingat kerja intelijen yang tertutup dan rahasia. Badan intelijen negara adalah bagian dari lembaga intelijen non-judicial yang tidak termasuk dalam bagian aparat penegak hukum, seperti polisi dan jaksa sehingga pemberian kewenangan menangkap adalah salah dan keliru, kewenangan menangkap maupun menahan hanya bisa dilakukan oleh aparat penegak hukum.
PB HMI menilai, bahwa RUU Intelijen yang tengah dibahas oleh DPR saat ini dapat membawa Indonesia kembali kepada zaman Orde Baru. RUU Intelijen dapat menciptakan rezim represif sebagaimana yang pernah kita alami di masa kelam kepemimpinan militerisme Soeharto dan dapat mengulang terjadinya peristiwa penculikan aktivis mahasiswa di masa lalu, mengingat HMI pernah menjadi sasaran operasi Intelijen di masa Orde Baru. Untuk itu, PB HMI menolak segala aturan dalam RUU intelijen yang bertentangan dengan prinsip-prinsip negara demokrasi dan hak asasi manusia seperti kewenangan menangkap bagi intelijen, dan penyadapan yang tanpa didahului izin dari ketua pengadilan.
Jakarta, 23 Mei 2011 ( www.voa-islam.com )
Jumat, 27 Mei 2011

Sekjen PBB Dorong Pencegahan Armada Kapal Aktivis Tujuan Gaza

PBB (voa-islam.com) - Sekretaris Jendaral PBB Ban Ki-moon hari Jumat mendesak "semua pemerintah" di kawasan Timur Tengah menggunakan pengaruh mereka untuk mencegah armada kapal yang akan berusaha menerobos blokade Israel terhadap Jalur Gaza.

Sekretaris jendral PBB "mengikuti dengan cemas laporan-laporan media mengenai armada kapal yang mungkin menuju Gaza", kata juru bicara Ban, Martin Nesirky.

Sekitar 1.500 aktivis diperkirakan mengambil bagian dalam armada itu, yang akan memulai perjalanan pada akhir Juni dalam upaya menerobos blokade Israel terhadap Jalur Gaza, setahun setelah penyerbuan mematikan Israel pada armada serupa.

Ban "mendesak semua pemerintah yang terkait menggunakan pengaruh mereka untuk mencegah armada semacam itu, yang berpotensi menimbulkan kekerasan".

Sekretaris jendral PBB itu juga mendesak "semua pemerintah, termasuk Israel, bertindak secara bertanggung jawab dan dengan cermat untuk menghindari insiden kekerasan".

Israel menjadi sorotan dunia setelah serangan mematikan terhadap armada kapal bantuan tujuan Gaza pada Mei 2010.

Laporan yang dikeluarkan Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada 22 September menyebutkan, ada "bukti jelas untuk mendukung penuntutan" terhadap Israel karena pembunuhan dan penyiksaan yang disengaja dalam serangan Mei yang menewaskan sembilan aktivis Turki itu.

Israel menolak laporan itu dengan menyebutnya sebagai bias dan mendukung satu pihak dan menekankan bahwa mereka bertindak sesuai dengan hukum internasional.

Pasukan komando Israel menyerbu kapal-kapal dalam armada bantuan yang menuju Jalur Gaza pada 31 Mei 2010. Sembilan aktivis Turki pro-Palestina tewas dalam serangan di kapal Turki, Mavi Marmara, yang memimpin armada kapal bantuan itu menuju Gaza.

..Pasukan komando Israel menyerbu kapal-kapal dalam armada bantuan yang menuju Jalur Gaza pada 31 Mei 2010. Sembilan aktivis Turki pro-Palestina tewas dalam serangan di kapal Turki, Mavi Marmara..
Israel berkilah bahwa penumpang-penumpang kapal itu menyerang pasukan, namun penyelenggara armada kapal itu menyatakan bahwa pasukan Israel mulai melepaskan tembakan begitu mereka mendarat.

Hubungan Israel-Turki terperosok ke tingkat terendah sejak kedua negara itu mencapai kemitraan strategis pada 1990-an akibat insiden tersebut.

Turki memanggil duta besarnya dari Tel Aviv dan membatalkan tiga rencana latihan militer setelah penyerbuan itu. Turki juga dua kali menolak permohonan pesawat militer Israel menggunakan wilayah udaranya.

Setelah serangan itu, Mesir, yang mencapai perdamaian dengan Israel pada 1979, membuka perbatasan Rafah-nya untuk mengizinkan konvoi bantuan memasuki wilayah Gaza -- kalangan luas melihatnya sebagai upaya untuk menangkal kecaman-kecaman atas peranan Mesir dalam blokade itu.

Kairo, yang berkoordinasi dengan Israel, hanya mengizinkan penyeberangan terbatas di perbatasannya sejak Hamas menguasai Gaza pada 2007.

Di bawah tekanan-tekanan yang meningkat, Israel kemudian meluncurkan penyelidikan bersama dua pengamat internasional atas serangan itu. Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon mendorong penyelidikan terpisah PBB dengan keikutsertaan Israel dan Turki.

Israel juga mengendurkan blokade terhadap Gaza dengan mengizinkan sebagian besar barang sipil masuk ke wilayah pesisir tersebut.

Jalur Gaza, kawasan pesisir yang padat penduduk, diblokade oleh Israel dan Mesir setelah Hamas berkuasa hampir tiga tahun lalu.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina sempat terpecah menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas. Kini kedua kubu tersebut telah melakukan rekonsiliasi. (mb/ant)
www.voa-islam.com

BNPT Kagum dengan Masyarakat Eropa yang Atheis.

Jakarta (voa-islam) –  Beginilah pandangan ngawur dari seorang Direktur Deradikalisasi BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) Prof. Dr. Irfan Idris ketika bicara soal “NII dan Deradikalisme Agama” di Jakarta, kemarin (26 Mei 2011). Katanya, di Eropa, meski sebagian besar penduduknya atheis, namun tingkat kedamaiannya begitu tenang. Hal itu bisa dibuktikan saat kita berkunjung ke sana. Ia juga bilang, perjuangan memasukkan tujuh kata dalam Piagam Jakarta adalah perjuangan separuh nafas.
“Tapi anehnya di negara kita, Indonesia, sekalipun terdapat enam agama yang diakui konstitusi, justru malah kacau. Padahal, semua agama mengajarkan kedamaian. Itu tidak berbanding lurus dengan apa yang disampaikan ajaran agama,” ungkap Irfan Idris dalam sebuah Seminar Nasional “Warning NII & Radikalisme Beragama” yang diselenggarakan Yayasan Paguyuban Ikhlas bekerjasama dengan The Nusa Institut di Jakarta, Kamis (26 Mei 2011).  
Irfan Idris saat menulis tesis “Islam dan Konstitusional” untuk program S3, mengaku terinspirasi dengan buku yang berjudul “Beyond Believe” dan “World Without Syariah”. Dari buku itu dan pengalaman studinya selama di Eropa, membuahkan sebuah kesimpulan: Hidup Damai tanpa Syariah.
Menurutnya, semua agama mengajarkan konsep kedamaian. Negara ini bukan negara Islam, melainkan negara hukum.  Perjuangan umat Islam untuk memasukkan tujuh kata atau kalimat dalam Piagam Jakarta, katanya, adalah perjuangan separuh nafas. Kenapa?
“Karena, sebelum Piagam Jakarta, ada yang namanya Piagam Madinah (Madinah Charter), kemudian Kerajaan Islam, Kesultanan Islam, bahkan Amandemen UUD 45. Karena itu, kita tidak butuh politik lipstik, tapi politik garam, yang penting adalah rasanya,” ujar Irfan.
Program Pesantren Deradikalisasi
Dalam waktu dekat  ini, seperti dikatakan Irfan Idris, BNPT akan mengelola beberapa program, diantaranya mengadakan pengajian ke pesantren-pesantren, terutama di kawasan Depok, Jawa Barat. Pengajian itu akan memasukkan program deradikalisasi, yakni bagaimana memininalisir pemikiran-pemikiran yang radikal. “Radikalisme memang tidak mungkin dihilangkan, tapi di minimalisir,” jelas Irfan.
Lanjutnya, BNPT akan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan mubaligh untuk menjalankan empat program deradikalisasi, yaitu: Re-edukasi, Rehabilitasi, Re-sosialisasi, dan Re-integrasi. Saat ini, Re-edukasi sedang berjalan.
Seperti yang disarankan Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), setiap institusi pendidikan di tingkat SD, SMP dan SMA hendaknya menambah jam mata pelajaran untuk memasukkan nilai-nilai  nasionalisme, diantaranya: Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, dan Matematika. Pertengahan 2011 dan awal 2012 nanti,  akan dijalankan tahapan sosialisasi guna memperkaya dan mempertajam kurikulum agar siswa dapat mengetahui bahaya terorisme dan radikalisme sedini mungkin.
Dikatakan Irfan Idris, sudah 25 bom meledak di Indonesia. Yang paling berbahaya, selain terorisme, menurutnya adalah radikalisme. Jangan karena pikiran kosong, hati kosong, dan perut kosong, lalu menghalalkan segala cara. Sehingga, memaknai agama secara dangkal.
Sepertinya BNPT yang anti syariah ini hendak memadamkan cahaya Islam dengan secara perlahan tapi pasti. Tapi percayalah, cahaya Islam tak bisa padam.● Desastian ( www.voa-islam.com)
Kamis, 26 Mei 2011

Inilah salah satu Kelakuan Artis Bejat, murahan demi sensasi ( bukti kerusakan moral akibat sekulerisme )


SoBnews - Foto artis pendatang baru, Nadila Ernesta, yang menggunakan topi polisi beredar luas di internet. Foto ini bukan foto biasa, sebab Nadila tampil sangat seksi. Bahkan terkesan seronok dengan baju minim. Mabes Polri pun menanggapi foto seronok artis pendatang baru tersebut.


Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Pol Anton Bahrul Alam mengatakan Polisi meneliti keaslian foto itu. Nadila pun terancam diperiksa kepolisian.

"Jika foto itu terbukti bukan rekayasa, penyidik akan memanggil Nadila untuk dimintai keterangan," kata Anton Bahrul Alam di Mabes Polri, 24 Mei 2011.

Nadila, menurut Anton, bisa dikenai pasal 207 KUHP. "Karena melecehkan institusi," jelasnya.

Sedangkan Kepala Bagian Penerangan Umum Komisaris Besar Pol Boy Rafli Amar meminta masyarakat tidak menyalahgunakan atribut polisi untuk hal asusila. Namun, Boy mengaku tidak tahu motif Nadila berfoto seksi dengan menggunakan atribut polisi itu.

"Inilah Bukti kerusakan dan pembusukan moral generasi muda kita yang semakin parah.(mas Joy, dikutip dari

www.vivanews.com)

Harold Camping, "Maaf kiamat kemarin gak jadi, Panitianya belum siap, kiamat akan datang 21 Oktober 2011"

OAKLAND - Ada-ada saja pernyataan peramal yang satu ini. Setelah perhitungan otak atik ala judi togel kemarin gagal mengenai kiamat yang akan terjadi pada Sabtu, 21 Mei 2011 kemarin, Harold Camping berkilah bahwa sebenarnya kiamat itu datang pada 21 Oktober nanti, sekali lagi pakai analisis judi togel.

Camping yang memprediksi 200 juta pemeluk Kristen akan pergi ke surga pada saat kehancuran pada Sabtu kemarin. Karena tidak jadi kiamat, dia merasa hancur pada saat prediksinya meleset. Akhirnya dia pun mengungsi ke sebuah hotel bersama istrinya.

Seperti dilansir Associated Press, Selasa (24/5/2011), kelompok independen miliknya dari stasiun Family Radio International, telah menghabiskan dana jutaan dolar untuk membuat lebih dari lima ribu billboard dan 20 bus yang bertuliskan pesan hari Kiamat.

Tapi kini Camping berkilah bahwa sebenarnya hari kiamat tersebut akan datang lima bulan kemudian dari sekarang, yaitu 21 Oktober, itu terjadi ketika dunia ini akan ditelan oleh sebuah bola api raksasa.

Ini bukan pertama kalinya penyiar radio tersebut memprediksikan hari kiamat yang salah, pada tahun 1994 Camping memprediksi bahwa kiamat akan terjadi, tapi kemudian dia mengatakan telah terjadi kesalahan penghitungan matematis.
Pertanyaanya, "mbah kalau besok 21 Oktober 2011 kiamatnya gak jadi lagi gimana??, 
Jawab Mbah Camping, " Ya berarti diundur jadi 21 Maret 2012",
emang kiamat liburan apa???
( mas Joy )
sumber : diedit dari www.okezone.com 
Rabu, 25 Mei 2011

Ustadz Abu Bakar Baasyir Dijadikan Ikon Usamah Ladin-nya Indonesia

Jakarta (voa-islam) – Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF) Mustofa B. Nahrawardaya menduga Ustadz Abu Bakar Ba’asyir akan dijadikan ikon “teroris” Indonesia, seperti halnya Usamah bagi Amerika. Ia yakin, ada niat dari pemerintah untuk menjadikan Ustadz Ba’asyir sebagai Usamah-nya Indonesia.
“Sayangnya pemerintah masih kesulitan mencari bukti nyata keterlibatan Ustadz Abu. Meski berbagai cara sudah sudah dilakukan untuk menyudutkan dirinya,” ujar Mustofa.
Tidak tertutup kemungkinan, upaya penyelesaian Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dilakukan menjelang 2014. Karena dengan demikian, akan tercapai kesan, bahwa pemerintah sukses mengakhiri masa jabatan dengan happy ending.
Atas keinginan untuk menjadikan Ustadz Ba’asyir sebagai Usamah-nya Indonesia inilah yang membuat membuat Ustadz Abu yakin, bahwa penahanan dirinya, sejak difitnah terlibat Bom Bali I hingga hari ini, telah dilatarbelakangi oleh ketakutan Amerika Serikat dan sekutunya, tak terkecuali penguasa toghut Indonesia, terhadap perjuangan amir Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) ini untuk menegakkan tauhid dan memberantas syirik yang dianggapnya sebagai perbuatan teror, sehingga ada alasan untuk menghukumnya.
Setiap pergantian rezim, sejak RI dipimpin oleh Megawati hingga SBY, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir kerap dijadikan target. Masih segar dalam ingatan, saat Fred Burks (mantan penerjemah Gedung Putih) kepada The Washington Post (9 Desember 2004) mengungkap pertemuan rahasia di rumah dinas Presiden Megawati di Jl. Teuku Umar pada 16 September 2002, antara Ralph L. Boyce (Dubes AS untuk Indonesia), Karen Brooks (Direktur Asia National Security Council), seorang peremouan agen CIA asisten khusus Presiden Bush, dan Fred Burks serta Megawati.
Dalam pertemuan 20-an menit itu, Amerika mendesak agar Ustadz Abu Bakar Ba’asyir diserahkan ke Amerika  karena dianggap terkait jaringan Al Qaeda. Tapi desakan AS itu ditolak Megawati. Tapi, kemudian agen CIA malah mengancam: “Jika Ba’asyir tidak diserahkan ke Amerika sebelum Konferensi APEC (enam minggu setelah pertemuan itu) situasi akan tambah sulit.” Pertemuan itu bubar, lalu Bom Bali meledak pada 12 Oktober 2002.
Tak berhenti sampai disitu, AS terus membidik Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Pada 10 Maret 2004, Pemerintah AS mengutus Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Tom Ridge untuk menekan Presiden Megawati, Menko Polkam SBY, dan Kapolri Jenderal Da’i Bachtiar agar tetap menahan Ustadz Abu setelah bebas dari Rutan Salemba.
Bahkan, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Ahmad Syafi’I Ma’arif yang menulis kesaksiannya di Harian Republika (12 April 2004), pernah diminta langsung oleh Dubes AS di Jakarta, Ralph L Boyce (28 Maret 2004) agar melobi Ketua MA dan Kapolri, agar Ustadz Abu tetap ditahan sebelum pemilu dilangsungkan. Namun, Syafi’I menolak untuk dijadikan kacung AS.
Diplomat Australia, Duncan Campbel, bahkan meminta kepada Pemerintah SBY agar tidak perlu mengadili “teroris”  seperti Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, tetapi langsung menembak mati saja, agar tak mahal biayanya.
Bukan sesekali, tapi berulangkali Australia memprotes keras terhadap pemberian remisi (pengurangan hukuman) bagi Ustadz Ba’asyir. Bahkan Kedubes Australia sampai mengutus wakilnya ke Lapas Cipinang untuk memeriksa dokumen pengajuan remisi Ustadz Ba’asyir.
Setelah mendapat remisi 4,5 bulan pada peringatan HUT RI ke-60, Ustadz Abu mestinya kembali akan mendapat remisi Lebaran 2005. Tapi, hak ini hilang, karena tekanan keras dari Australia terhadap Indonesia. Tak tanggung-tanggung, protes atas rencana pemberian remisi Lebaran kepada Ustadz Abu langsung disampaikan Perdana Menteri Australia John Howard.
Seperti dikutip AFP, Howard mengatakan, remisi akan menimbulkan kemarahan yang dalam dan abadi di negaranya. Hasilnya, Australia menerima jaminan dari otoritas di Indonesia, bahwa remisi secara otomatis tidak akan diberikan kepada orang-orang tertentu, termasuk Ustadz Abu.
Menanggapi ulah Australia tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika itu menyindir, “Memang, untuk luar negeri, apapun yang terjadi di Indonesia, selalu dikait-kaitkan dengan pendukung Ustadz Abu Bakar Ba’asyir.”
Menyikapi tentang upaya untuk memenjarakan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir seumur hidup dengan jeratan UU Teroris, amir JAT ini yakin, itu karena dirinya dianggap berusaha mengamalkan amar ma’ruf nahi mungkar, yakni menegakka tauhid dan memberantas kemusyrikan di bumi Allah, Indonesia ini. Menegakkan tauhid memberantas syirik, oleh pemerintah toghut dinilai sebagai perbuatan radikal dan teror.
Sangat jelas, kepentingan fir’aun AS agar Ustadz Abu dilenyapkan dari masyarakat Indonesia dengan cara direkayasa agar dapat dipenjara selamanya. Karena, dakwah Ustadz Abu dianggap berbahaya. Maka, dengan ancaman hukuman seumur hidup, diharapkan tercapailah impian fir’aun AS dan antek-anteknya.
Jaksa yang Dilaknat
Dalam sidang sebelumya, JPU tetap berpendirian dan menilai, bahwa latihan fisik dengan senjata di Aceh adalah perbuatan teror yang mengacau keamanan. Sikap dan pemikiran JPU ini didasarkan oleh keterangan saksi ahli hukum toghut dan mengabaikan bahkan menolak argumen syar’I, yakni Al Qur’an dan sunnah, yang jelas menunjukkan, bahwa latihan fisik dan senjata di Aceh adalah untuk mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya dan merupakan ibadah yang terpuji
Menurut Ustadz Abu, pendirian JPU ini telah menempatkan posisinya sebagai tim yang menolak perintah Allah dan Rasul-Nya, bahkan melecehkan Allah, Rasul-Nya dan syareatnya. “JPU sama saja memerangi syareat Allah dan memberantas dakwah tauhid. Sadar atau tidak, JPU telah menegakkan kemusyrikan.”
Upaya JPU untuk memenjarakan Ustadz Abu seumur hidup dengan alasan  membantu membiayai idad di Aceh yang dinilainya sebagai teror, maka bisa diartikan telah mengemban misi orang kafir yang memerangi tauhid.  
Sedangkan Ustadz Abu menempatkan posisinya sebagai ulama yang berjuang menegakkan syariat Allah dan tauhid serta memberantas syirik sampai akar-akarya, meskipun tidak ikut terjun dan tidak turut membantu dalam bentuk fisik serta materi atau keuangan dalam idad ini. ● Desastian
Selasa, 24 Mei 2011

Pancasila dalam Talmud ( Kitab suci Yahudi )

Fenomena munculnya komunitas Yahudi secara terbuka di Indonesoa menarik dicermati, setidaknya karena dua alasan. Pertama, selain belum memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia, secara konstitusional Indonesia belum mengakui eksistensi negara Israel yang masih menjajah negara Palestina.

Kedua, merebaknya isu Negara Islam Indonesia (NII) KW 9, yang diklaim sebagai akibat ditinggalkannya ideologi Pancasila, yang ditengarai sejumlah pihak telah mengalami kropos dan ditinggalkan rakyat.
Kenyataan ini mendorong munculnya wacana 4 pilar kebangsaan. Yaitu NKRI, UUD 1945, Pancasila, dan Bhineka Tunggal Ika. Lalu, apa relevansinya mengaitkan kitab suci Yahudi, NII dan semangat kembali ke Pancasila? Tulisan berikut ini akan mengurai, adakah benang merah Pancasila dan zionisme dalam Talmud Yahudi.
Pancasila dalam Talmud
Selama ini, Pancasila diyakini sebagai made in Indonesia asli, produk pemikiran yang digali dari rahim bumi pertiwi. Kemudian, berhasil dirumuskan sebagai ideologi dan falsafah bangsa oleh Bung Karno, hingga menjadi rumusan seperti yang kita kenal sekarang.
Sejauhmana klaim di atas memperoleh legitimasi historis serta validitas akademik? Adakah bangsa lain dan gerakan ideologi lain yang telah memiliki Pancasila sebelum Sukarno menyampaikan pidatonya di depan sidang BPUPKI, 1 Juni 1945?
Sebagai peletak dasar negara Pancasila, Bung Karno mengaku, dalam merumuskan ideologi kebangsaannya, banyak terpengaruh pemikiran dari luar. Di depan sidang BPUPKI, Bung Karno mendeskripsikan pengakuannya:
“Pada waktu saya berumur 16 tahun, saya dipengaruhi oleh seorang sosialis bernama A. Baars, yang memberi pelajaran pada saya, ‘jangan berpaham kebangsaan, tapi berpahamlah rasa kemanusiaan sedunia”.
Tetapi pada tahun 1918, kata Bung Karno selanjutnya, alhamdulillah ada orang lain yang memperingatkan saya, yaitu Dr. Sun Yat Sen. Di dalam tulisannya San Min Chu I atau The Three People’s Principles, saya mendapat pelajaran yang membongkar kosmopolitisme yang diajarkan A. Baars itu. Sejak itu tertanamlah rasa kebangsaan di hati saya oleh pengaruh buku tersebut.”
Pengakuan jujur Bung Karno ini membuktikan, sebenarnya Pancasila bukanlah produk domistik yang orisinal, melainkan intervensi ideologi transnasional yang dikemas dalam format domistik.
Sebagai derivasi gerakan zionisme internasional, freemasonry memiliki doktrin Khams Qanun yang diilhami Kitab Talmud. Yaitu, monoteisme (ketuhanan yang maha esa), nasionalisme (berbangsa, berbahasa, dan bertanah air satu Yahudi), humanisme (kemanusiaan yang adil dan beradab bagi Yahudi), demokrasi (dengan cahaya talmud suara terbanyak adalah suara tuhan), dan sosialisme (keadilan sosial bagi setiap orang Yahudi). (Syer Talmud Qaballa XI:45).
Tokoh-tokoh pergerakan di Asia Tenggara juga merujuk pada Khams Qanun dalam merumuskan dasar dan ideologi negaranya. Misalnya, tokoh China Dr. Sun Yat Sen, seperti disebut Bung Karno, dasar dan ideologi negaranya dikenal dengan San Min Chu I, terdiri dari: Mintsu, Min Chuan, Min Sheng, nasionalisme, demokrasi, dan sosialisme.
Asas Katipunan Filipina yang dirumuskan oleh Andreas Bonifacio, 1893, dengan sedikit penyesuaian terdiri dari : nasionalisme, demokrasi, ketuhanan, sosialisme, humanisme. Begitupun, Pridi Banoyong dari Thaeland, 1932, merumuskan dasar dan ideologi negaranya dengan prinsip: nasionalisme, demokrasi, sosialisme, dan religius.
Sedangkan Bung Karno, proklamator kemerdekaan Indonesia, pada mulanya merumuskan ideologi dan dasar negara Indonesia yang disebut Panca Sila terdiri dari: nasionalisme (kebangsaan), internasionalisme (kemanusiaan), demokrasi (mufakat), sosialisme, dan ketuhanan.
Prinsip indoktrinasi zionisme, memang cukup fleksibel. Dan fleksibilitasnya terletak pada kemampuannya beradaptasi dengan pola pikir pimpinan politik disetiap negara.
Pertanyaannya, adakah kesamaan ideologi dari tokoh  dan aktor politik di atas bersifat kebetulan, atau memang berasal dari sumber yang sama, tapi dimainkan oleh aktor-aktor politik yang berbeda?
Dalam kaedah mantiq, dikenal istilah tasalsul, yaitu rangkaian yang berkembang, mustahil kebetulan. Artinya, sesuatu yang berpengaruh pada yang sesudahnya, pastilah bukan kebetulan.
Rumusan Pancasila versi Bung Karno, memiliki kesamaan dengan doktrin zionisme yang dijiwai Talmud. Sehingga, klaim Pancasila sebagai produk domistik terbantahkan secara faktual.
Intervensi ideologi ini, berpengaruh besar terhadap perkembangan Indonesia pasca kemerdekaan. Di zaman demokrasi terpimpin, pengamalan Pancasila berwujud Nasakom (nasionalisme, agama, komunisme). Sedang di zaman orde baru, praktik Pancasila berbentuk asas tunggal. Kedua model amaliah Pancasila itu, telah melahirkan ideologi politik traumatis.
Melestarikan Pancasila seperti diwariskan kedua rezim di atas, berarti melestarikan doktrin Yahudi, yang bertentangan dengan konstitusi negara. Dan tidak konsisten dengan semangat kemerdekaan. Muqadimah UUD 1945, menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa.
Dalam kaitan ini, pemerintah bertanggungjawab merealisasikan dasar dan ideologi negara, selaras dengan muqadimah UUD ’45. Seperti tertuang dalam pasal 29 ayat 1, bahwa negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Prof. Hazairin, SH menafsirkan negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah: pertama, di negara RI tidak boleh ada aturan yang bertentangan dengan agama. Kedua, negara RI wajib melaksanakan Syari’at Islam bagi umat Islam, syari’at Nasrani bagi umat Nasrani, dstnya sepanjang pelaksanaannya memerlukan bantuan kekuasaan negara. Ketiga, setiap pemeluk agama wajib menjalankan syariat agamanya secara pribadi. (Demokrasi Pancasila, 1975).
Oleh karena itu, hasrat membicarakan kembali Pancasila sekarang haruslah dalam semangat kemerdekaan dan kedaulatan NKRI. Tanpa intervensi ideologi asing, dan tanpa mendiskreditkan pihak lain dengan alasan antipancasila, anti NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan slogan lainnya. Setiap warganegara berhak ikut merumuskan dasar dan ideologi negara yang benar, tanpa intimidasi dari pihak manapun.
Jogjakarta, 15 Mei 2011
Oleh Irfan S Awwas
Ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin

Telah dimuat di majalah Gatra, 19 Mei 2011

Kebohongan Media Barat dan Amerika atas klaim mereka terhadap keberhasilan Jihad Afghan melawan Uni Soviet

Tulisan ini adalah bagian dari buku yang ditulis oleh Abu Mushab As-suri dari buku yang berjudul Da’wah Al-Muqawwamah Al-islamiyyah, Bab : Hashad Ash-Shahwah Al-Islamiyyah wa At-Tayar Al-jihadi (1930-2002) mengenai kebohongan media barat dalam jihad Afghanistan, berikut fakta yang dibeberkan Syaikh Abu Mus’ab As Suri, semoga bermanfaat buat kaum muslimin:
Perlu saya (Abu Mushab As-suri) sampaikan 2 kebohongan besar yang dilakukan media barat dan Amerika khususnya media Arab dan Islam yang mengekor barat. Kebohongan ini harus diklarifikasikan kepada publik secara umum dan kepada aktivis Islam dan aktivis Jihad secara khusus. Dua kebohongan itu adalah sebagai berikut.
a) Peran Amerika dalam kemenangan jihad dan Afghan.
film Rambo 3, kebohongan besar Pecundang Amerika Serikat


Media Amerika dengan berbagai sarananya –yang dikendalikan oleh zionis dan salibis yang berpikiran zionis— berusaha membuat opini bahwa kemenangan jihad Afghan merupakan kesuksesan kebijakan Amerika dan program-program CIA di Afghanistan. Menyebarnya propaganda palsu ini cukup menguntungkan Amerika.
Mereka bekerja untuk itu melalui berbagai sarana propaganda. Salah satunya dengan film Rambo dengan kisah pertempurannya di Afghanistan. Di film tersebut, Rambo digambarkan dapat menembak jatuh banyak pesawat, menghancurkan benteng-benteng membebaskan para sandera pejuang, baik dari pihak Afghan maupun Amerika.
Si Rambo kemudian naik kuda, mengemudikan kendaraan lapis baja, meliuk-liuk terbang dengan helikopter Rusia. Rambo terluka berulang-ulang, namun tidak mati ia terjebak dalam kendaraan lapis baja namun otot-ototnya itu tidak ikut melepuh!!. Film itu mampu menghujani para penonton yang kagum dengan otot-otot Amerika yang kagum dengan guyuran kata-kata bijak dan propaganda picisan melalui bibir meble Rambo setengah gagu.
Di akhir film tersebut, Rambo menyampaikan pesan kasih sayang Amerika terhadap orang-orang lemah, kepeduliannya kepada orang-orang tertindas, kegigihannya untuk membantu kaum muslimin, dan peran kuncinya dalam membantu orang-orang Afghan yang oleh film fiksi itu digambarkan begitu kagum dan cinta kepada Amerika.
Akhirnya, otot-otot Rambo pun kembali ke Hollywood untuk berpesta dan berdansa gila bersama para penyanyi yang cantik-cantik. Sebuah simbol yang memang menggambarkan secara riil tentang Amerika dengan otot-ototnya yang kekar, otaknya yang kerdil, dan bibirnya yang setengah gagu namun suka mengarang-ngarang kata-kata bijak.
Media Amerika dengan sikap meremehkan akal orang yang mempercayainya juga melebih-lebihkan peran roket-roket (stinger) dalam kemenangan jihad Afghan dan bagaimana roket-roket tersebut mampu membalikkan keseimbangan pertempuran. Yaitu, ketika pesawat-pesawat Rusia mulai berjatuhan akibat roket itu. Satu hal yang mengubah jalannya pertempuran dari kalah menjadi menang!.
Kebohongan ini disebarkan media Amerika melalui berbagai media massa dan alat propaganda, mulai dari film dokumenter, buku-buku, surat kabar, hingga buku-buku memoar para perwira intelijen dan lain-lain.
Perlu diketahui, sejumlah kecil roket-roket (stinger) Amerika masuk ke Afghanistan setelah 10 tahun penjajaha Rusia dan beberapa saat saja sebelum penarikan Rusia. Alat perang ini jarang sekali digunakan dalam pertempuran-pertempuran yang penting dan hanya sedikit pesawat Rusia yang jatuh olehnya. Dari ratusan ribu mujahid disana, jarang sekali ada yang melihat alat tersebut. Sebagian senjata tersebut malah dicuri oleh intelijen Pakistan. Mereka memang biasa mencuri sebagian bantuan dana dan barang-barang untuk para mujahidin Afghan, seperti mobil, berbagai peralatan SAR, logistik, amunisi, dan senjata yang masuk melalui Pakistan  untuk sampai kepada mujahidin Afghan.
Saya (Abu Mushab As-suri) sendiri tidak bisa mengerti bagaimana akal ini bisa menerima kepalsuan besar tentang roket-roket tersebut dalam kemenangan jihad Afghan. Perang tersebut diikuti berjuta-juta orang Afghan dan selama itu lebih dari sejuta mujahid bersenjata bergabung dalam barisan sebagai kelompok mujahidin. Pada periode itu pula, rakyat Afghanistan mempersembahkan lebih dari 2 juta syuhada dan 5 juta pengungsi, dari negara yang jumlah penduduknya tidak lebih dari 16 juta orang.
Saya (Abu Mushab As-suri) juga tidak bisa mengerti apa peran roket tersebut dalam menghancurkan lebih dari 50 ribu peralatan militer Rusia, membunuh lebih dari 30 ribu prajurit Rusia ditempat itu, dan membunuh lebih dari 150 ribu milisi komunis Afghan pro-Soviet. Belum lagi ratusan ribu operasi serangan selama jihad yang berlangsung lebih dari 15 tahun, dimulai 5 tahun sebelum invasi Rusia dan berlangsung selama 3 tahun sesudah itu hingga ibukota Kabul jatuh ketangan mujahidin, yaitu dari tahun 1973 sampai 1992.
Meskipun kebohongan roket itu begitu picisan dan bertolak belakang dengan informasi paling sederhana yang benar tentang jalannya jihad di Afghanistan, namun kebohongan tersebut tetap dipercaya oleh jutaan penonton televsi dan film layar lebar. Sejatinya, itu adalah sihir media Amerika dan disitulah letak kemenangan Amerika si pengecut dan penipu tersebut. Amerika telah meremehkan mayoritas akal publik, namun sayangnya, mereka percaya begitu saja kepada Amerika !.
b) Tuduhan keterlibatan Mujahidin Arab sebagai agen Amerika dan hubungan mereka dengan CIA selama jihad Afghan.
Program diberbagai media internasional dan Arab saat ini, mulai dari film, wawancara, analisa, surat kabar, buku, dan lainnya memuat kebohongan ini dengan enaknya dan berganti tema seolah itu merupakan sebuah aksioma! (pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian).
Mereka sajikan kebohongan besar kepada publik sebagai suatu hakikat. Isu kebohongan itu adalah badan intelijen Amerika (CIA) lah yang menciptakan sosok-sosok pejuang Arab Afghan dan para pemimpinnya seperti syaikh Abdullah Azzam dan Syaikh Usamah bin Ladin. Tujuannya adalah utnuk menghancurkan Uni Soviet. Sosok ciptaan Amerika ini kemudian malah balik menyerang Amerika. Di antaranya ada yang menghancurkan gedung tower di New York dan Washington. Sementara mayoritas mereka kembali ke negeranya masing-masing untuk menyerang kepentingan-kepentingan Amerika, membunuh rakyat Amerika disana, dan memerangi para penguasa Arab dan Muslim yang pro Amerika…
Mereka juga mengklaim, sesungguhnya fenomena jihad bersenjata di negara-negara Arab merupakan titisan dari jihad Afghan. Karenanya, jihad bersenjata itu juga ciptaan intelijen Amerika yang sudah lepas kendali. Mereka juga mengatakan, Amerika telah terjebak dalam keadaan seperti kata pepatah “ siapa yang mencipatakan hantu jejadian dia akan terusir olehnya.”
Lantas, bagaimana sejatinya kepalsuan yang sangat berbahaya ini bagi reputasi jihad saat ini? Biidznillah, saya (Abu Mushab As-suri) akan menjelaskan hal ini melalui poin-poin singkat berikut:
1. Pernyataan bahwa fenomena jihad bersenjata dinegara-negara Arab dari perkumpulan warga Arab Afghan yang berjihad di afghanistan, hakikatnya malah sebaliknya.
Sebenarnya, jihad warga Arab di afghanistan adalah dampak dari adanya jihad warga arab sebelumnya. Inilah salah satu prestasi yang diukir oleh aliran jihadi Arab di negara-negara Arab sendiri dan menjadi salah satu titisan dan bagian dari tahapan perkembangan aliran ini, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Seperti diketahui, aliran Jihadi kontemporer adalah hasil dari ash-shahwah al-islamiyyah (gerakan kebangkitan islam) yang tumbuh pada awal tahun 30-an. Aliran jihadi ini kemudian memisahkan diri dari ash-shahwah al-islamiyyah pada awal tahun 60-an dan awal tahun 80-an. Artinya fenomena itu telah ada 20 tahun sebelum jihad afghanistan.
Para pemimpin, kader, tokoh, dan pilar jihad Arab di Afghanistan sebagian mereka adalah mantan para kader, tokoh, dan syaikh-syaikh aliran jihadi Arab. Sebagai contohnya adalah Syaikh Abdullah Azzam dan Syaikh Usamah bin Ladin. Syaikh Abdullah Azzam merupakan salah satu simbol dan mujahid senior di Palestina. Rezim Yordania telah mengasingkannya dari Amman karena tulisannya tentang jihad dan sikapnya menentang rezim tersebut. Kemudian Syaikh Usamah bin Ladin, ia terdidik dikalangan ash-shahwah al-islamiyyah. Ia mendukung jihad disuria awal tahun 80-an, sebelum pindah ke Afghanistan.
Masih banyak lagi kader yang sulit untuk disebutkan satu persatu dalam buku ini. Mereka adalah para instruktur dan komandan lapangan generasi pertama yang ditugasi untuk mendirikan kamp-kamp dan infrastruktur jihad Arab di Afghanistan. Mereka dulunya adalah kader-kader dari oragnisasi jihad Arab, terutama dari Mesir, Palestina, Suria, Lebanon, Yaman, dan lainnya.
Mereka cikal bakal komunitas Arab yang mengemban tugas di bidang pelatihan, informasi, aksi militer, pertolongan lapangan, dan aktivitas-aktivitas lain. Kemudian, barulah para mujahid generasi baru dari negeri-negeri Arab dan Islam datang secara berangsur angsur. Komunitas yang awalnya hanyalah kelompok kecil pada tahun 1984 lalu bertambah terus sejak tahun 1987 sampai 1991 hingga jumlahnya mencapai 40 ribu mujahidin Arab pada awal tahun 1990-an.
2. Perihal tuduhan tentang hubungan jihad Arab di Afghanistan dengan Amerika dan agen intelijennya. Kalaupun ada, peran para penjahat tersebut (Amerika) adalah sekedar:
1. Memberi izin dan lampu hijau kepada antek-antek mereka pada penguasa Arab dan Muslim untuk mengizinkan para pemuda mujahid untuk menikmati hal yang menjadi haknya dan mengikuti agama untuk pergi berjihad ke Afghanistan.
2. Menghimbau lembaga intelijen di negara-negara tersebut agar membiarkan para pemuda itu pergi menunaikan kewajiban syar’i.
3. Peran media massa pemerintah negara-negara Arab dan Islam juga terbatas hanya mempromosikan Jihad Afghan.
4. Berperan dalam menginstruksikan pemerintah Saudi arabia agar lembaga fatwa bayarannya berfatwa bahwa jihad di Afghanistan hukumnya fardhu ain—memang demikian hukumnya menurut Islam–. Dan, membiarkan para imam dakwah dan ishlah di saudi Arabia untuk angkat bicara mengenai fakta syar’i tersebut.
5. Membuka peluang kepada masyarakat Haramain untuk menunaikan kewajiban jihad harta untuk mendukung sodara-sodaranya seakidah dan seagama.
6. Mendorong para pemuda yang ingin pergi ke Afghanistan, sampai-sampai perusahaan penerbangan Saudi Airlines memberi diskon 75% tiket pesawat dari Saudi Arabia ke Pakistan bagi siapa saja yang ingin pergi berjihad di Afghanistan. Harga yang jauh lebih murah dari penerbangan domestik.
Nyatalah bahwa keluarga Su’ud yang berkuasa memiliki berbagai kepentingan yang bersifat propaganda dan hal lain dari pemberian fasilitas-fasilitas tersebut.
1. Amerika juga berperan dalam menginstruksikan Pakistan agar kedutaannya mempermudah pemberian visa bagi para pemuda-pemuda negara-negara Arab dan Muslim untuk pergi ke Afghanistan via Pakistan.
2. Membiarkan orang-orang Arab bebas bergerak, sekalipun mereka mendirikan kamp-kamp diwilayah Pakistan dekat perbatasan Afghanistan untuk latihan dan penyediaan jasa logistik bagi jihad Afghan. Pakistan dalam hal ini tentu saja memiliki berbagai kepentingan regional dan nasional. Namun bukan tempatnya di buku ini untuk merinci hal tersebut. Lebih dari itu ada juga berbagai kepentingan pribadi dari perwira di tubuh militer, badan intelijen, dan badan kepolisian Pakistanyang mengeruk keuntungan dari adanya arus keluar masuk manusia dan dana yang sangat besar melalui wilayah-wilayah mereka. Jika izin Amerika kepada para sahabat kecilnya itu dianggap sebagai peran Amerika dalam menciptakan jihad Arab di Afghanistan maka peran nya tidak lebih dari itu. Sementara, sahabat kecil Amerika yaitu para penguasa di Saudi Arabia, Pakistan, Mesir dan negara-negara lainnya juga memiliki berbagai kepentingan tersendiri dalam hal ini.
1. Klaim adanya bantuan Amerika kepada warga Arab, baik berupa program maupun aksi militer dilapangan merupakan kebohongan besar!!.
Saya (Abu Mushab As-suri) bertugas sebagai instruktur dibidang pelatihan militer juga sebagai penceramah bidang pemikiran dan manhaj. Saya juga bersentuhan langsung dengan para pemimpin jihad Arab di afghanistan. Dari balik aktivitas itu, saya bisa menyaksikan dan menegaskan bahwa pernyataan Amerika tersebut sangat tidak berdasar.
Disini saya (Abu Mushab As-suri) tidak akan menjelaskan kronologi jihad Arab di Afghanistan sehingga harus menyebutkan satu persatu fakta-fakta dari pelatihan dan mekanisme operasionalnya. Secara ringkas, pelatihan jihad Arab tersebut merupakan kumpulan upaya individu-individu yang dilakukan dengan tulus.
Pelatihan jihad itu mulanya dilakukan oleh kader-kader jihad senior, lalu para kader militer profesional yang telah pensiun atau dipecar dari keanggotaan militer berbagai negara Arab dan Islam. Peran merekalah yang begitu penting dalam pelatihan ini. Setelah itu, pengalaman kader-kader baru dilapangan mulai terus bertambah.
Bagi pemerhati kondisi pemikiran, kejiwaan, manhaj, dan sentimen anti – Amerika, barat dan kuffar secara umum, bahkan anti-penguasa dan anti-cecunguk teri Amerika yang tertanam dihati para pemimpin jihad Arab basis massanya dari kaum muda Afghanistan dan negara lain, akan tahu bahwa klaim-klaim semacam itu tidak ada faktanya dan tidak mungkin terjadi.
Adapun fakta bahwa kepentingan dan tujuan semua pihak yang bersekutu tak langsung adalah demi memerangi Uni Soviet, masing-masing pihak sebenarnya berbeda-beda kepentingan, namun sama dalam satu tujuan. Kenyataan semacam ini memang terjadi dan sering terulang dalam dunia politik sepanjang sejarah.
Kepentingan Amerika adalah ini ingin mengalahkan Uni Soviet dan memenangkan perang dingin. Keinginan ini muncul menyusul pukulan telak yang dilakukan Uni Soviet dan Pakta Warsawa nya kepada Amerika Serikat dalam banyak front. Kasus Afghanistan, bagi Amerika, merupakan kesempatan emas. Dan benarlah, Amerika memanfaatkan kasus ini dengan sangat baik sekali dan mereka mendapatkan apa yang oleh Nixon dalam bukunya yang populer disebut “Kemenangan tanpa peperangan.” Amerika betul-betul meraihnya.
Kepentingan Eropa barat dan negara-negara NATO adalah meraih keuntungan dan membuat dasar pijakan di Afghanistan. Mereka pun ikut serta dalam “pesta” tersebut demi kepentingan negara-negara Eropa secara kolektif dan kadang secara pribadi. Secara nisbi, masing-masing negara Eropa secara kolektif dan kadang secara pribadi. Secara nisbi, masing-masing negara mendapatkan apa yang diinginkan. Saat ini di Afghanistan tersebar berbagai lembaga milik Eropa di bawah kedok lembaga sosial kemanusiaan, namun bertujuan untuk mengambil keuntungan dari tanah Afghanistan. Masing-masing negara mendapatkan hasilnya sesuai dengan lama tidak nya dengan kehadiran mereka di Afghanistan.
Kepentingan Pakistan sendiri adalah ingin mewujudkan kepentingan nasional dan regional, tidak ada tempat rasanya untuk menyebutkan semua kepentingan itu dalam buku ini, bahkan perl buku tersendiri untuk mengungkap hal tersebut. Pakistan mempersembahkan berbagai jasa yang diinginkan Amerika di arena Afghanistan antara lain untuk :
  • Mendukung jihad Afghan
  • Mencabik-cabik hasil jihad itu
  • Menghancurkan Afghanistan dengan perang saudara
  • Menghadapi Taliban dan meruntuhkan negara Taliban
  • Pakistan kini berancang-ancang untuk menjual isu Kashmir
  • Menghancurkan infrastruktur kaum Islamis di negara Pakistan sendiri
Demikianlah, pemerintah Pakistan selalu melaksanakan apa yang diinginkan oleh Amerika. Semoga Alloh melaknat orang-orang Zalim dan munafik.
Kepentingan-kepentingan yang serupa dimiliki oleh negara- negara lain di Afghanistan, Saudi Arabia dengan kepentingannya, Mesir dan negara lainnya. India, negara-negara asia tengah, Iran, Cina dan negara tetangga lainnya yang memainkan perannya. Hingga pun gerakan-gerakan ash-shahwah al-islamiyyah, jihadi, dan setiap orang yang masuk ke dalam kancah Afghanistan. Ada yang beruntung atau rugi. Hal yang sama juga dimiliki oleh berbagai organisasi Arab dan Islam yang hadir di Afghanistan.
Singkatnya, kasus jihad Afghan menjadi daerah persimpangan berbagai kepentingan internasional dan regional. Jarang sekali fenomena seperti ini akan terulang. Semua kelompok memusuhi Uni Soviet dan masing-masing memiliki niat dan tujuan yang berbeda-beda.
Sedangkan kepentingan-kepentingan berbagai gerakan Islam non-jihadi juga sangat banyak berkisar mulai dari niat baik membantu saudara-saudara seakidah dan agama hingga adanya kepentingan-kepentingan kelompok masing-masing gerakan, seperti keuntungan dakwah, organisasi, material, hingga ada kepentingan-kepentingan pribadi dari berapa gelintir orang.
Lantas apa tujuan aliran jihadi datang ke afghanistan?
Tujuan mayoritas pemimpin dan personelnya, selain jihad, menunaikan kewajiban agama, dan mencari kesyahidan di jalan Alloh, adalah, mewujudkan 2 hal strategis. Saya akan sebutkan keduanya sesuai urgensinya dan menurut pengalaman pribadi karena saya terlibat langsung di dalamnya. Saya adalah anggota dalam aliran jihadi, terutama kelompok yang disebut istilah secara dramatis nan indah. Nama itu adalah Arab Afghan. Dua persoalan strategis tersebut adalah :
  1. Tujuan awal mayoritas satuan, organisasi dan kader jihadi adalah persiapan, latihan perang, mengatur barisan, menghimpunpara kader, perekrutan personel baru, menarik dana sumbangan, dan melatih para anggota organisasi demi menyelesaikan kasus mereka sendiri dinegara masing-masing.
    Tujuan mereka adalah merobohkan rezim-rezim murtad yang berkuasa di negaranya masing-masing dan menegakkan pemerintahan Islam yang berhukum dengan syariah Alloh.
    Itulah tujuan yang mendominasi pemikiran mayoritas atau mungkin keseluruhan organisasi jihad Arab dan non-Arab.
  2. Berupaya membebaskan Afghanistan dan mendirikan pemerintahan Islam yang syar’i di bumi Afghanistan. Tempat itu kelak menjadi titik awal penegakan hukum Alloh di bumi, menjadi tempat berlindung  yang aman dan menjadi pangkalan jihad berbagai musuh Alloh dalam semua persoalan muslimin, mulai kasus Palestina hingga setiap kasus yang berindentitas Islam.
Semua organisasi aliran jihadi bergerak dengan niat 2 hal tersebut, kental tidaknya niat tersebut itu tergantung perbedaan persepsi masing-masing.
Bagi saya pribadi, tujuan yang membawa saya ke afghanistan adalah membangun kembali organisasi jihad dan berupaya meneruskan proyek jihad yang pernah berlangsung di Suriah pada tahun 1975-1982. Proyek itu hancur karena kendala yang telah saya sebutkan dalam buku saya yang berjudul “Ats-Tsaurah Al-Islamiyyah Al-jihadiyah fi Suriya: Alam wa Amal”. Selain itu, karena keyakinan saya terhadap tujuan kedua dan urgensi peran serta saya dalam jihad di Afghanistan. Semoga Alloh menerima amal saya itu, amin. Setelah itu, saya tinggalkan eksperimen jihad Afghanistan dan eksperimen jihad lainnya menuju kejihad global/internasional. Saya datang ke afghannistan pada walnya karena suatu sebabdan cobaan khusus yang terjadi di negara saya.
Apakah komunitas jihad Arab di Afghanistan dengan segala hiruk-pikuk keberadaan mereka bisa mewujudkan tujuannya dengan mengalahkan Beruang Rusia yang keras kepala itu? Menurut saya, sebagaian besar tujuan tersebut telah tercapai. Tetapi, di sini tidak ada ruang untuk memerincinya satu persatu.
Cukup saya katakan disini bahwa keuntungan terbesar yang diraih oleh aliran jihadi dari sebagian eksperimen tersebut adalah sebagai berikut :
  • Meng-globalnya masalah jihad baik secara pemikiran maupun gerakan
  • Terjadinya pertukaran pemikiran dan pengalaman, terjadi perkenalan antara berbagai jihad dari berbagai negara, serta menyebarnya aliran jihad ke berbagai negara di seluruh dunia.
  • Terwujudnya kemenangan militer terbesar kaum muslim dalam sejarah modern.
  • Pembuktian kemampuan Islam dan kaum Muslimin dengan mengalahkan negara adikuasa, meski potensi kedua belah pihak yang berbeda.
  • Mampu menanamkan keyakinan bisa menang di hati umat yang hampir pasrah dengan kekalahan.Masih banyak keuntungan yang lain. Di luar itu semua, ada keuntungan pribadi yang tercapai dengan diterimanya jihad disisi Alloh swt setelah Alloh memuliakan orang yang bisa hadir dan ikut serta dalam jihad itu, lalu berada diantara 2 kemungkinan : gugur atau hidup sambil menunggu janji Alloh.
Adapun kerugian mendasar dari jihad Afghan menurut saya adalah kondisi yang ada dan perhimpunan jihad yang tidak heterogen. Di samping itu, kepemimpinanyang mengatur perhimpunan jihad tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk membangkitkan komunitas atau aliran jihad global yang teroganisasi yang kehadiran dan peranannya akan bisa menyelesaikan berbagai persoalan umat dan  ash-shahwah al-islamiyyah. Padahal, menurut saya, sebenarnya kesempatan untuk membentuk aliansi jihadi internasional terbuka lebar karena situasi dunia yang memungkinkan, juga terkumpulnya sekian banyak pemuda, kader tokoh, dai, dan veteran mujahidin dari berbagai negara, selain tersedianya dana dana berbagai faktor pendukung lainnya. Peluang ini jarang terjadi, namun Alloh menentukan sesuai dengan kehendak-Nya.
Tuduhan media yang menyatakan adanya hubungan antara mujahidin dan CIA  dalam mengahancurkan Uni Soviet merupakan perkataan yang sangat salah!.
______________________
*Dinukil dari Buku karya Abu Mushab As-suri dari buku yang berjudul Da’wah Al-Muqawwamah Al-Islamiyyah, Bab: Hashad Ash-Shahwah Al-Islamiyyah wa At-Tayar Al-Jihadi (1930-2002) atau dalam terjemahan dalam bahasa Indonesianya Perjalanan Pergerakan Jihad (1930-2002), terbitan Jazera

About Me

New in Spirit Of Beyond

New in Spirit Of Beyond
PAHAM LIBERAL, “PENYERU RAHMAT ADALAH KEPARAT “

Sains and Tech

Sains and Tech
"Smartphone Nokia Terlalu Mahal"

DONASI UNTUK SPIRIT OF BEYOND

DONASI UNTUK SPIRIT OF BEYOND
Cukup klik gambar di atas, anda akan masuk ke situs adf.ly, tunggu 5 detik lalu klik tulisan Skip AD di kanan atas, Tak perlu transfer uang, Gratis

Fans Facebook