Berita Terdahulu
-
▼
2011
(374)
-
▼
Oktober
(19)
- 4 Pelajar SMP Gelar Pesta Seks di Sekolah
- Roket kelompok Jihad Islami menghantam telak warga...
- Mujahidin Afghanistan Berhasil Menjatuhkan Helikop...
- KontraS: Pemerintah Mandul Soal Papua
- Mahkamah Agung Arab Saudi: Idul Adha 1432 H jatuh ...
- Barat Tidak Senang Pemberitaan Astronot AS Itu Mas...
- Terbetik Kabar Ustadz Solmed Dikeluarkan dari FPI
- Yang Kaya Makin Kaya, Yang Miskin Makin Miskin
- AJI : "Pengesahan RUU Intelejen membahayakan kebeb...
- Lagi, angkatan udara Israel bombardir Gaza
- RUU Intelejen, alat mengkriminalisasikan umat Isla...
- Harold Camping, Dukun muka badak! Dua kali gagal r...
- Penelitian Lazuardi Birru, tidak fair, tidak benar...
- Kelompok anarki dibalik serangan bom di ATM (?)
- Diam-diam festival film homoseksual diselenggaraka...
- 4 Pasukan Elit Filipina Tewas Saat Bentrok Senjata...
- Deradikalisasi, model soft power 'penanganan teror...
- Menkoinfo: ''Kalau orang gara-gara buka situs jadi...
- Dewan Pers: Blokir Arrahmah.com untuk Cegah Terori...
-
▼
Oktober
(19)
Sabtu, 29 Oktober 2011
KontraS: Pemerintah Mandul Soal Papua
SoBnews - Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Haris Azhar, mengatakan penembakan yang terjadi di area jalan tambang PT Freeport Indonesia, Timika, Papua, pagi tadi merupakan kejadian yang sudah kesekian kali.
Anehnya, kata dia, tak satu pun bisa diungkap oleh Polisi atau TNI siapa penembak misterius tersebut.
"Padahal mereka jumlahnya terus ditambah secara perlahan-lahan. Baik diminta (dan diberi upah) oleh PT Freeport Ind, maupun tidak. Lebih anehnya, durasi antar tembak menembak ini meningkat di tengah aksi mogok karyawan Freeport," kata dia dalam rilis yang diterimaVIVAnews.com, Sabtu 29 Oktober 2011.
Dia mengungkapkan, sebenarnya aksi mogok dilakukan dengan prinsip patuh pada hukum serta anti kekerasan.
Dia mengkhawatirkan tembak menembak ini hanya dagelan brutal saja untuk menunjukkan ada ancaman keamanan yang serius.
"Ini bisa berarti sebagai urusan karyawan harus dipinggirkan, karena ada isu separatisme yang harus didahulukan untuk ditangani," terangnya.
Selain itu, Haris menduga, alasan ini jadi pembenar untuk terus menambah jumlah aparat keamanan.
"Apalagi mereka dikasih "upah tambahan" dan fasilitas tambahan oleh PT Freeport. KontraS juga menemukan fakta bahwa para karyawan dituduh gerakannya ditunggangi," ungkap dia.
Dia khawatir tuduhan penembak misterius adalah Organisasi Papua Merdeka (OPM) lalu hal ini dikaitkan dengan perjuangan para karyawan PT Freeport.
Ujungnya, semua yang anti PT Freeport dianggap berkolabori. Padahal, lanjutnya, tuduhan penembak misterius tak terbukti siapa.
Menurutnya perjuangan karyawan adalah soal kesejahteraan, bukan soal kemerdekaan atau politis.
"Pemerintah kita mandul soal Papua. SBY masih sekitar 'doyan' bikin statement. Masyarakat Papua masih belum percaya dengan pemerintah kalau cuma kasih 'gula-gula' omongan. Kondisi dilapangan adalah ukuran utama," tuturnya.
Aksi penembakan kelompok tak dikenal kembali terjadi di area jalan tambang PT Freeport Indonesia, sekitar 08.30 WIT. Penembakan terjadi di Mile 36. Meski sempat terjadi adu tembak, tidak ada korban dalam kejadian itu. (umi)
dari• VIVAnews
Label:
DALAM NEGERI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar