Berita Terdahulu
-
▼
2011
(374)
-
▼
Oktober
(19)
- 4 Pelajar SMP Gelar Pesta Seks di Sekolah
- Roket kelompok Jihad Islami menghantam telak warga...
- Mujahidin Afghanistan Berhasil Menjatuhkan Helikop...
- KontraS: Pemerintah Mandul Soal Papua
- Mahkamah Agung Arab Saudi: Idul Adha 1432 H jatuh ...
- Barat Tidak Senang Pemberitaan Astronot AS Itu Mas...
- Terbetik Kabar Ustadz Solmed Dikeluarkan dari FPI
- Yang Kaya Makin Kaya, Yang Miskin Makin Miskin
- AJI : "Pengesahan RUU Intelejen membahayakan kebeb...
- Lagi, angkatan udara Israel bombardir Gaza
- RUU Intelejen, alat mengkriminalisasikan umat Isla...
- Harold Camping, Dukun muka badak! Dua kali gagal r...
- Penelitian Lazuardi Birru, tidak fair, tidak benar...
- Kelompok anarki dibalik serangan bom di ATM (?)
- Diam-diam festival film homoseksual diselenggaraka...
- 4 Pasukan Elit Filipina Tewas Saat Bentrok Senjata...
- Deradikalisasi, model soft power 'penanganan teror...
- Menkoinfo: ''Kalau orang gara-gara buka situs jadi...
- Dewan Pers: Blokir Arrahmah.com untuk Cegah Terori...
-
▼
Oktober
(19)
Jumat, 07 Oktober 2011
Kelompok anarki dibalik serangan bom di ATM (?)
SLEMAN, DIY (SoB News) - Polisi menyita selebaran yang diduga milik pelaku peledakan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Sleman, Yogyakarta, Jumat (7/10/2011).
Sejumlah selebaran yang sama juga berserakan di sekitar lokasi. Selebaran tersebut berisi propaganda yang berjudul “Negara-korporasi-polisi-militer adalah teroris sebenarnya”.
Kelompok yang menamakan “International Revolutionary Front – FAI” menyatakan, sasaran aksi mereka bukan orang per orang, tapi institusi seperti korporasi dan lembaga keuangan. Selain itu, mereka menyebut, aksi ini untuk “penindasan di Papua Barat.”
Berikut isi selebaran tersebut:
Pemberontakan sosial akan terus berlanjut karena mentari terus bersinar.
Kali ini kami mengatakan, bahwa apa yang kami lakukan merupakan puncak dari semua kegelisahan serta kemarahan kami terhadap sistem yang sedang berjalan ini. Sistem yang memberhalakan uang, sistem yang merecoki keseharian masyarakat dengan televisi, agar mereka membeli barang-barang yang tak mereka perlukan agar mereka terus bekerja seperti mesin. Sistem yang mengharuskan kami beserta masyarakat lainnya tidak memiliki kendali atas hidup kita sendiri.
Sistem yang lainnya menguntungkan borjuis, para pebisnis, dan para birokrat negara yang menjadi sekutu setianya. Bagi kami semua, ini bukan saatnya untuk diam, bukan saatnya untuk tenang menonton acara di depan televisi dan berkata bahwa “semua baik-baik saja”.
Untuk setiap penindasan di Papua Barat.
Untuk setiap penindasan di Kulon Progo.
Untuk setiap penindasan bersejarah di Aceh.
Untuk setiap penindasan di Wera, Bima.
Untuk setiap penggusuran dan perampasan lahan di Takalar dan Pandan Raya di Makasar.
Untuk setiap penindasan terhadap kawan-kawan kami yang berjuang.
Untuk Tukijo dan para kombatan sosial yang mendekam di penjara hanya karena berjuang mempertahankan hak hidupnya.
Untuk setiap konsensi hutan yang akan menghancurkan setiap keanekaragaman hayati mengatasnamakan uang dan bisnis!
Dan untuk setiap penjara yang seharusnya terbakar rata dengan tanah.
Maka selama negara dan kapitalisme masih eksis, tak pernah akan ada kata damai antara mereka yang tak berpunya dengan mereka yang berpunya.
Penyerangan terhadap pusat-pusat finansial: ATM, bank, gedung korporat adalah target yang penting, karena mereka adalah salah satu kolaborator yang menyebabkan penderitaan di muka bumi ini. Ini bukanlah terorisme karena kami tidak mengadvokasikan untuk menyerang orang-orang, terorisme adalah peperangan antar negara. Terorisme adalah beras dan pangan di dapurmu yang semakin menipis. Terorisme adalah bajingan berseragam yang membawa senjata ke mana-mana. Terorisme adalah pembantaian orang-orang tak berpunya.
Maka kami mengatakan: sudah cukup!
Dan ini juga untuk kalian! Para kombatan yang tak pernah surut untuk berjuang di luar sana, meski kalian harus mendekam di jeruji besi karena keyakinan kalian akan kebebasan: Conspiracy cell of fire (Yunani), kombatan Chile: Tortuga! Lives on! Gabriel Pombo da Silva, Thomas Meyer Falk (Germany) Polikarpus Georgiadis, Revolutionary Struggle! Salut bagi kombatan Manado, Makassar, dan Bandung, kalian adalah inspirasi di tengah ketidakberdayaan masyarakat akan hidup mereka yang semakin tidak menentu dan tak berdaya.
“Biarkan api menyala dalam kegelapan!”
Long Live Luciano Tortuga Cell- International Revolutionary Front – FAI.
Selain itu polisi juga mengamankan barang-barang bukti yang diduga milik pelaku. Di antara barang-barang bukti itu, ditemukan kartu identitas pers atas nama Roni. Tercantum tulisan ‘Indonesiaexpresnews.com’ di ID press tersebut. Namun alamat tersebut tidak mengarahkan ke situs apapun ketika dicari di internet.
Seperti yang diketahui, konflik petani lahan pasir di pesisir Kulonprogo menarik perhatian kelompok anarki internasional. Kasus serangan ATM BNI di Bandung beberapa bulan lalu jelas-jelas menggunakan bendera kelompok tersebut berdasar selebaran yang ditinggalkan di lokasi.
Sebuah situs, 325.nostate.net, yang berbasis di London, Inggris secara tegas pernah menyuarakan solidaritas mereka terhadap petani pesisir Kulonprogo. Respon mereka atas serangan ATM BNI di Bandung langsung diposting di situs mereka beberapa saat setelah kejadian. Berita pembakaran ATM BNI di Bandung langsung tampil menjadi berita terkini mereka yang diuplod pada Kamis 30 Juni 2011 pukul 11.39 pagi waktu London.
Kelompok tersebut menggunakan alamat situs di c/o ABC, PO BOX 74, Brighton, UK. Kata ‘No State’ alias Tanpa Negara menunjukkan situs ini berpaham anarki. Semboyan mereka ‘Anti-info/Subversive/Network’.
Namun pada peristiwa peledakan ATM di Sleman, belum ada rilis atau pernyataan terbuka terkait kejadian tersebut. Vandalisme menjadi ciri khas kelompok anarki ini. Aksinya antara lain merusak supermarket, fasilitas bank dan simbol yang dianggap antek kapitalisme global. Kelompok ini biasanya tidak memiliki hubungan organisasi langsung, melainkan hanya hubungan komunikasi dan solidaritas biasa. (dbs/arrahmah.com)
sumber Arrahmah.com
Label:
DALAM NEGERI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar