Berita Terdahulu
-
▼
2011
(374)
-
▼
November
(25)
- AS gunakan nuklir di Irak dan Afghanistan
- Umat Islam Bekasi: Tertibkan Gereja Liar dan Henti...
- Iran akan Balas dengan 150.000 Rudal jika Israel L...
- Pengadilan Malaysia Vonis Bush dan BLair sebagai P...
- Yuddy Chrisnandi: Pangkalan militer AS di Australi...
- Kupang, Tempat Pembuangan Mujahidin Penentang Kolo...
- Lecehkan Islam & Dukung Israel di Facebook, Tentar...
- Perekonomian Amerika Sudah Ambruk, Tak Perlu Menge...
- Ba'asyir: Kafir Harbi Obama Wajib Diperangi, Kedat...
- Umat Islam Harus Siap Dialog atau Perang Melawan M...
- Inilah Transkrip Pidato Jihad Bung Tomo, Cikal-Bak...
- Kontroversi E-KTP: Untungkan Intelijen AS & Ancam ...
- Subhanallah!! Seorang Yahudi Radikal Masuk Islam, ...
- Subhanallah...Warga Suku Indian Maya Berbondong-bo...
- Sedikit kritik buat sang Ustad Solmed, Jarang Cera...
- Kemlu cek kondisi 6 WNI di kapal Taiwan yang lawan...
- Puluhan Ribu Muslim Hong Kong Shalat Id di Lapanga...
- Konyol! JPU kaitkan bom Buku dengan karya Ustadz A...
- Memalukan! Indonesia negara terkorup ke-empat di d...
- Inikah Kelakuan Idola dan Panutan Remaja Muslim ki...
- Konferensi 'Media Islam' Internasional, ternyata b...
- Lecehkan nabi Muhammad shalallahu alayhi wassalam,...
- Awas!! Video Pelatihan Militer Kristen Bersenjata ...
- Provokasi Salibis: Pos TNI Ambon Dilempar Kotoran ...
- Sesuatu Banget, PKS Akan Calonkan Syahrini & Desi ...
-
▼
November
(25)
Selasa, 01 November 2011
Provokasi Salibis: Pos TNI Ambon Dilempar Kotoran Babi & Surat Kaleng
AMBON (SoB News) – Upaya provokasi untuk menciptakan kondisi Ambon yang tidak kondusif terus dilakukan perusuh Salibis. Belum lama ini, pos TNI Ambon dilempar kotoran babi dan surat kaleng.
Peristiwa ini terjadi pada Ahad malam (30/10/2011) sekitar pukul 21.00 WIT di pos TNI Detasemen Kavaleri Kodam Pattimura yang berlokasi di depan gedung Telkom Talake, berdekatan dengan kampung Waringin yang telah habis dibakar oleh perusuh Salibis pada tanggal 11 September lalu.
Dua orang berboncengan sepeda motor dari arah kampung Kristen Batu Gantung, tiba-tiba melintas di depan pos TNI lalu melemparkan sebuah kaleng.
Setelah melakukan pelemparan ke pos TNI, dua pengendara motor tersebut melarikan kendaraannya dengan cepat ke arah kota Ambon melalui perkampungan Muslim Waihaong.
Ketika kaleng yang dilempar oleh pengendara motor tersebut dibuka oleh salah satu anggota TNI yang bertugas, ternyata kaleng tersebut berisi kotoran babi dan secarik kertas surat. Surat tak berinisial tersebut berisi ancaman: “Kalau pukul orang liat-liat!”
Tidak jelas maksud dari surat kaleng tersebut, tapi yang menjadi tanda tanya adalah kenapa harus disertai dengan kotoran babi?.Bisa dipastikan pelakunya bukan dari orang Islam karena di pemukiman muslim tidak ada kandang babi tidak seperti di kampung kristen yang banyak terdapat kandang babi.
Kepada voa-islam.com, seorang anggota TNI yang minta dirahasiakan namanya, mengecam aksi provokasi tersebut sebagai tindakan tak yang meresahkan. “Apapun motivasinya, yang jelas ia sudah melakukan perbuatan yang meresahkan dan tidak senonoh,” ujarnya.
Para perusuh Salibis tak pernah berhenti melakukan provokasi untuk menciptakan kondisi Ambon yang tidak kondusif. Selama bulan Oktober lalu, dalam catatan voa-islam.com, ada empat provokasi mereka lakukan, antara lain:
1. Pembakaran rumah kost milik Marjianto di jalan Mutiara Mardika tepatnya di belakang Pusdikom Jayanegara.
2. Penyerangan terhadap pemukiman Muslim di Jalan Baru pada tanggal 20 Oktober. Sedikitnya tiga bangunan milik warga Muslim dibakar habis oleh perusuh Kristen dan dua orang warga muslim terluka parah. Sampai sekarang polisi belum menetapkan seorang tersangka pun atas peristiwa yang terjadi pada pukul 03.30 dinihari WIT tersebut.
3. Pelemparan bom rakitan di jalan Tulukabesy pada tanggal 20 Oktober pukul 23.30 WIT.
4. Dua Perusuh Nasrani mencoba menyusup ke perkampungan Muslim Talake pada tanggal 23 oktober pukul 12.00 WIT. [SoB]
sumber www.voa-islam.com
Label:
DALAM NEGERI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar