Spirit of Beyond News adalah blog berita yang mengambil berita dari beberapa situs berita online, baik itu situs berita Islam maupun situs berita umum, seluruh isi posting di luar tangggung jawab redaksi
Selasa, 01 Februari 2011

KOK TEGANYA MENJERUMUSKAN ANAK



Kemarin Teman saya bercerita kepada saya bahwa sahabatnya sebut saja namanya AG baru saja curhat kepadanya tentang rencana karir ( bekerja ) setelah lulus kuliah. Intinya isi curhatnya adalah bahwa orang tuanya menghendakinya agar dia cepat kerja, kebetulan orang tuanya mempunyai kenalan seseorang yang bekerja di sebuah instansi departemen milik pemerintah di suatu daerah.

Intinya orang yang menjadi kenalan orang tua AG itu menjanjikan suatu pekerjaan kepada AG, namun dengan syarat orang tua AG harus mau menyediakan uang sebanyak Rp. 50 juta, intinya buat pelicin agar si AG bisa bekerja di tempat itu.

Orang tua AG menerima persyaratan itu, karena mereka menganggap hal itu adalah biasa, sebab banyak juga tetangganya, koleganya bahkan keluarganya yang melakukan hal seperti itu untuk memperlancar anaknya menjadi Pegawai Negeri Sipil di Instansi Pemerintah.

Tentu saja AG tidak mau cara-cara kotor seperti itu, dan akhirnya terjadilah semacam pertengkaran antara orang tua dan anak, yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Orang tua AG ngotot agar AG mau bekerja di tempat itu dengan persyaratan uang pelicin atau sogokan atau kolusi atau semacamnya. Namum AG menolak karena jelas itu dosa, dan rejeki dari gaji PNS yang diterimanya juga bisa dihukumi Haram.

RENUNGKANLAH
Apa yang menimpa AG, juga menimpa saya dan mungkin juga sebagian lulusan sekolah atau sarjana lainnya, yaitu bingung mencari kerja untuk mencari nafkah. Kita lihat berapa banyak sarjana di Indonesia yang menganggur.

Di sisi lain, orang tua AG juga ingin agar anaknya mendapatkan pekerjaan tetap dan penghasilan tetap untuk masa depannya, sebagai orang tua itu wajar. Tetapi caranya yang salah.

Bagaimana pun menyogok atau kolusi itu hukumnya Haram secara Syariat. Rasulullah Saw bersabda Hadiah ( Sogokan, Pelicin, Kolusi, semacamnya ) yang diberikan kepada penguasa ( pejabat, pemegang wewenang dan atau kekuasaan ) adalah Suht ( HARAM )....HR. Ahmad.

Jadi tidak ada alasan untuk seseorang memberikan sejumlah uang atau barang kepada pejabat, penguasa atau orang-orang yang mempunyai wewenang agar dia mendapatkan kemudahan-kemudahan yang tidak didapatkan orang lain, misalnya untuk dapat bekerja di suatu instansi. Alasan-alasan yang biasa dikemukakan misal seperti itu adalah biasa, seperti yang diungkapkan oleh orang tua AG tentu saja tidak bisa diterima, karena itu kebiasaan buruk yang harus dibuang jauh-jauh, bukan alasan untuk mewajarkan suatu perbuatan yang sudah dilarang secara tegas oleh Syariah.

Jika orang tua AG tetap memaksa AG untuk menerima tawaran koleganya yang bekerja di suatu departemen dengan syarat uang pelicin, maka orang tua AG justru akan menjerumuskan anaknya ke api neraka di akhirat. Pertanyaanya kok tega...????

REZEKI ITU DI TANGAN ALLAH
Hanya Allah yang berkuasa atas rizki manusia dan seluruh makhluknya di alam semesta ini. Rizki itu tidak hanya datang dari satu sumber saja, tetapi dari banyak sumber, asal kita mau berusaha mencari nafkah entah itu apa yang penting halal dan berkah Insya Allah rizki pasti akan datang. Jadi gak usah khawatir rejeki kita gak dikasih atau salah alamat.

TELADANILAH SAHABAT ABDURAHMAN BIN AUF
Abdurrahman bin Auf adalah seorang saudagar muslim yang kaya raya, ketika beliau bersama kaum muslim berhijrah ke Madinah, beliau membawa semua harta bendanya ke sana.

Sampai di Madinah beliau menyumbangkan ( Menyedekahkan ) semua harta bendanya ke penduduk miskin Madinah. Kemudian beliau dipersaudarakan dengan seorang anshar yang juga kaya raya. Seorang anshar itu menawari Abdurrahman bin Auf modal usaha untuk membangun bisnisnya kembali setelah seluruh harta bendanya di sedekahkan.

Namun apa jawaban dari Abdurrahman bin Auf, dia menolak, dia hanya berkata, “cukup tunjukan aku dimana letak pasar”. Dan hasilnya... dalam waktu hanya setahun saja harta bendanya kembali lagi bahkan berlipat ganda, Abdurrahman bin Auf justru semakin kaya raya.

Itulah contoh orang yang bermental dan berbakat kaya seperti Abdurrahman bin Auf ini, susah banget jatuh miskin. Karena dia selalu tahu bagaimana cara  memanajemen uang yang ada di kantongnya.

Ciri-ciri orang berbakat kaya adalah :
1.     Tidak akan mau jadi PNS
2.     Kalaupun terpaksa jadi PNS, dia akan menjadi PNS secara Fair, selain itu dia pasti punya usaha sampingan, karena dia berbakat kaya.
3.     Pasti berwiarausaha, atau membuka bisnis.
4.     Menciptakan pekerjaan, bukan mencari pekerjaan.
5.     Tidak akan melakukan kecurangan, seperti menyogok, memberi uang pelicin, korupsi dan sebaginya.

So.... Jika ada orang kaya raya tapi tidak memenuhi persyaratan di atas, patut diragukan kekayaannya, halal atau haram.
HIDUP ADALAH PILIHAN

0 komentar:

About Me

New in Spirit Of Beyond

New in Spirit Of Beyond
PAHAM LIBERAL, “PENYERU RAHMAT ADALAH KEPARAT “

Sains and Tech

Sains and Tech
"Smartphone Nokia Terlalu Mahal"

DONASI UNTUK SPIRIT OF BEYOND

DONASI UNTUK SPIRIT OF BEYOND
Cukup klik gambar di atas, anda akan masuk ke situs adf.ly, tunggu 5 detik lalu klik tulisan Skip AD di kanan atas, Tak perlu transfer uang, Gratis

Fans Facebook